Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menargetkan pertumbuhan signifikan pada sektor ritel selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Ketua Hippindo, Budiharjo Iduansjah, menyatakan bahwa momentum tersebut diharapkan dapat menyumbang kenaikan 30-50%, terutama di sektor fashion dan food & beverage (F&B).
"Ramadan dan Lebaran adalah periode puncak bagi industri ritel. Target kami di sektor F&B dan fashion bisa meningkat 30-50% dibandingkan periode biasa,"* ujar Budiharjo dalam konferensi pers, Selasa (27/2).
Baca Juga: Banyak Ritel Fashion Tutup Gerainya pada Penghujung 2024, Hippindo Ungkap Penyebabnya
Menjelang Ramadan, Hippindo telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk memastikan ketersediaan stok barang. Namun, Budiharjo mengakui bahwa ada tantangan dalam pengadaan produk impor akibat sistem kuota yang menyebabkan keterlambatan distribusi.
"Untuk stok, kami sudah mulai dari sekarang. Biasanya, barang impor untuk Lebaran sudah masuk sejak Januari. Tapi saat ini masih ada kekosongan karena sistem kuota yang membatasi jumlah impor," jelasnya.
Selain itu, beberapa produk dengan merek tertentu mengalami keterlambatan distribusi, yang berpotensi mempengaruhi penjualan.
Hippindo juga telah mengajukan permintaan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk memberikan kemudahan akses pengiriman barang selama periode Lebaran, mengingat adanya pembatasan kendaraan logistik di masa puncak arus mudik.
Baca Juga: Kinerja Industri Melemah Sepanjang 2024, Begini Tanggapan Hippindo
"Setiap Lebaran, mobil pengiriman sering mengalami pembatasan. Kami meminta koordinasi agar kendaraan yang mengirim barang ritel bisa mendapat privilege untuk tetap beroperasi dengan lancar," kata Budiharjo.
Menurutnya, kelancaran distribusi sangat krusial untuk memenuhi permintaan pasar yang melonjak selama Ramadan dan Lebaran.
Meskipun menghadapi kendala dalam distribusi barang impor, Hippindo tetap optimistis bahwa Ramadan dan Lebaran tahun ini akan memberikan dampak positif bagi sektor ritel. Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan diharapkan mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kami optimistis karena adanya THR akan mendorong konsumsi masyarakat. Namun, tantangannya adalah memastikan stok barang, terutama produk impor, tetap tersedia," pungkas Budiharjo.
Baca Juga: Infrastruktur Belum Siap, Hippindo Khawatirkan Pemindahan Impor ke Indonesia Timur
Selanjutnya: Mudik Gratis dengan Kapal Pelni Tahun 2025, Segera Hadir di Libur Lebaran Ini
Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Minggu Ini, Dipicu Profit Taking dan Dollar Menguat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News