Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
BOGOR. Tahun ini teropong bisnis PT HK Realtindo fokus ke Pulau Jawa dan Sumatera. Anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) tersebut akan membangun aneka proyek di kedua pulau tadi.
Gambarannya begini, pertama, rencana pembangunan proyek di Jawa. Pada kuartal I-2016, HK Realtindo akan membangun proyek di Tangerang, Banten dan juga Yogyakarta. Proyek di Tangerang berupa mixed use seluas 6,2 hektare (ha). Apartemen segmen menengah ke bawah akan menjadi salah satu hunian di dalam mixed use itu.
HK Realtindo yakin, pasar apartemen Tangerang menjanjikan. "Karena kekuatan berupa sinergi BUMN, hunian yang kami bangun juga ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan hunian bagi pegawai negeri," ujar Direktur Komersial PT HK Realtindo Hendy Pagar Alam, Sabtu (6/2).
Apartemen kelas menengah ke bawah juga menjadi pilihan HK Realtindo di Yogyakarta. Perusahaan itu akan membangun apartemen dua menara seluas 1 ha di daerah Bumijo.
Sembari mematangkan rencana di Tangerang dan Yogyakarta, HK Realtindo mengawal pembangunan hotel di Semarang, Jawa Tengah dan rumah tapak Cendana Regency di Sawangan, Jawa Barat. Asal tahu saja, lahan proyek hotel Semarang adalah milik induk perusahaan, Hutama Karya.
Sementara HK Realtindo mendapatkan lahan proyek Cendana Regency seluas 17 ha dengan cara membeli. Rencana perusahaan itu, bakal ada 731 unit rumah di sana. Namun pada tahap awal, mereka berencana membangun 150 unit rumah dengan target marketing sales Rp 550 miliar sampai akhir tahun 2016.
Katalis positif Sumatera
Kedua, rencana pembangunan proyek di Sumatera. Dua daerah sasaran HK Realtindo adalah Palembang dan Pekanbaru. Menurut manajemen HK Realtindo, pembangunan infrastruktur jalan di Sumatera seperti Trans Sumatera bisa menjadi katalis positif industri properti di sana.
Dus, HK Realtindo akan membangun proyek di lokasi yang dekat dengan proyek pembangunan infrastruktur. "Kami sedang banyak proses belanja lahan di Sumatera," terang Hendy.
Demi memuluskan rencana, tahun ini HK Realtindo menganggarkan dana belanja modal alias capital expenditure sebesar Rp 2,2 triliun. Perinciannya, 60% untuk pembangunan rumah tapak, 25% untuk pembangunan mixed use dan 15% untuk sinergi bisnis hotel dan gedung perkantoran. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
