Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih berlanjut. Holding BUMN pangan akan mempersatukan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perikanan Nusantara beserta BUMN lain yang bergerak di sektor pangan.
Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Muhamad Yusuf mengatakan, konsumsi ikan nasional bisa menanjak cepat apabila BUMN di bidang perikanan yakni Perum Perindo dan Perinus memiliki modal kerja cukup jika digabung sehingga bisa bergerak lincah. Dengan begitu, seluruh hasil tangkapan nelayan dapat terserap dengan baik.
Selanjutnya, serapan ikan dapat dikirim ke Jakarta dan kota lain sehingga ketersediaan ikan di pasar melimpah. Hal ini memiliki efek ganda yaitu harga ikan di pasar menjadi murah dan kemampuan masyarakat membeli ikan melonjak. “Oleh sebab itu, konsumsi ikan nasional menjadi meningkat. Apalagi kampanye Gemar Makan Ikan kembali digaungkan. Budaya makan ikan akan terdongkrak,” ujar Yusuf dalam siaran pers, Kamis (12/11).
Sebagai catatan, peringkat sektor pangan Indonesia naik pada Global Food Security Index. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Mampu bertahan di kala pandemi, ekspor Perum Perindo moncer dan sabet penghargaan
Salah satu kontribusinya adalah pada peningkatan konsumsi pangan berbahan ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi peningkatan konsumsi pangan berbahan daging yang masing-masing hanya tumbuh 0,8 kg per kapita untuk daging ungags dan 0,2 kg per kapita untuk daging sapi.
Yusuf melanjutkan penangkapan ikan juga bakal lebih banyak lantaran holding BUMN memiliki modal kerja. Antara lain sarana seperti kapal berukuran > 150 GT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif.
Selain itu, terdapat fasilitas SKPT yg telah dibangun KKP di Natuna, Talaud dan Saumlaki yang dapat dijadikan lokasi ekspor ikan ke luar negeri tanpa harus ke Jakarta terlebih dahulu. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai jual atau harga ikan karena ikan masih segar sehingga hemat biaya dan waktu.
Menurut Yusuf, fasilitas lain KKP juga dapat dikerjasamakan dengan holding BUMN pangan baik memanfaatkannya dengan sistem bagi hasil atau dihibahkan. Selain itu, kerja sama bisa berupa pemanfaatan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), cold storage, laboratorium serta pemanfaatan hasil riset.
Baca Juga: Sasar pembeli ritel, Perum Perindo luncurkan merek dagang Ikanaku
Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Toppbroto menuturkan perusahaan tengah bersiap diri untuk menjadi bagian dari holding BUMN pangan dengan mematuhi seluruh syarat yang diminta oleh Kementerian BUMN. Apalagi Kementerian BUMN telah menunjuk Perum Perindo sebagai satu-satunya BUMN di bidang perikanan setelah Perinus masuk ke Perum Perindo dengan sistem merger.
Perum Perindo optimistis dengan konsolidasi holding ini akan meningkatkan kinerja Perum Perindo dari sisi penjualan, pemasaran, laba, distribusi produk, hingga ketersediaan produk Perum Perindo di pasaran.
Selain penjualan, Perum Perindo juga memiliki usaha existing yakni budidaya ikan dan udang serta pengelolaan pelabuhan perikanan. Dengan konsolidasi dan merger dengan Perinus, Perum Perindo akan memiliki satu usaha tambahan yaitu perikanan tangkap.
“Kami menargetkan pendapatan kami meningkat 20% pada 2021,” pungkas Fatah. Dalam Sosialisasi Pembentukan Holding Pangan, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Holding Pangan pada sisi perikanan, akan mendukung ekspansi areal penangkapan ikan dan membangun fasilitas pendukung.
Baca Juga: Perum Perindo teken kerja sama dengan Bhanda Ghara Reksa
Menurut dia, fasilitas perikanan masih terkonsentrasi pada wilayah barat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sementara Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar pada wilayah Indonesia bagian timur. “Oleh karena itu, holding BUMN akan memperluas wilayah perikanan dan mengembangkan fasilitas pendukung untuk meningkatkan produksi wilayah Indonesia timur,” kata Budi.
Selain mengembangkan fasilitas produksi, holding BUMN pangan juga akan mengembangkan fasilitas pemrosesan untuk mengembangkan produk hilir serta mengembangkan kapabilitas logistic cold chain untuk meminimalisir loses logistik.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Imam Paryanto menuturkan konsolidasi BUMN Pangan diharapkan bisa meningkatkan peran dan kontribusi BUMN pangan terhadap tujuan kebijakan pemerintah agar terealisasi.
Baca Juga: Perum Perindo resmi operasikan pabrik pakan senilai Rp 165 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News