kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holding perusahaan BUMN tambang tidak keberatan soal aturan letter of credit (LC)


Rabu, 12 September 2018 / 21:50 WIB
Holding perusahaan BUMN tambang tidak keberatan soal aturan letter of credit (LC)
ILUSTRASI. Skema HOLDING BUMN TAMBANG


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding perusahaan tambang BUMN tidak khawatir atas terbitnya Kepmen ESDM Nomor 1952 K/84/MEM/2018 tentang Penggunaan Perbankan di Dalam Negeri atau Cadangan Perbankan di Luar Negeri untuk Penjualan Mineral dan Batubara ke Luar Negeri.

Dalam aturan tersebut dikatakan, semua eksportir khususnya di sektor minerba harus menggunakan letter of credit (LC).

Presiden Direktur Holding Industri Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium Tbk (Inalum), Budi G Sadikin menegaskan, perusahaan yang ada di holding tambang sudah menyetorkan dana hasil ekspor ke bank domestik.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Timah (TINS), M Riza Pahlevi Tabrani. Ia mengatakan transaksi ekspor PT Timah Tbk sudah menggunakan bank dalam negeri. 

Sementara, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengungkapkan PTBA tak keberatan soal aturan LC. “LC sudah dalam negeri semua, semuanya kita lakukan di Indonesia," ungkap Arviyan, Rabu (12/9).

Sepanjang tahun 2018 PTBA menargetkan mampu memproduksi 26,24 juta ton batubara, realisasi sampai Agustus 2018 sebesar 13,82 juta ton. Sedangkan sampai Agustus 2018 penjualan ke pasar domestik sebesar 7,48 juta ton dan penjualan ke pasar ekspor sebanyak 7,02 juta ton.

Arviyan bilang saat ini PTBA tengah melakukan hilirisasi dengan membangun pabrik gasifikasi atau proyek dymethil ester (DME) yang targetnya dapat dimulai akhir tahun mendatang. Ia menambahkan, proyek DME ini ke depannya bisa menghasilkan pupuk dan LPG agar harga jual ke masyarakat lebih murah.

Sementara PT Aneka Tambang (ANTM) mengharapkan tahun 2018 dapat produksi bijih nikel (ore) sebesar 4.68 juta ton. Sampai Agustus 2018 sudah berhasil mencatatkan produksi bebesar 3,20 juta ton, yang mana 201.026 ton di jual di pasar domestik dan penjualan ke pasar ekspor sebesar 2.28 juta.

Untuk TINS menargetkan produksi 32.638 ton pada 2018, sampai Agustus 2018 TINS sudah memproduksi 18.307 ton. Penjualan domestik ditargetkan sebesar 3.237 ton sementara realisasinya sampai Agustus sebesar 2.032 ton. Untuk target penjualan ke pasar ekspor sebesar 27.789 ton dan baru terealisasi sebesar 16.015 ton sampai Agustus 2018.

Riza mengatakan penjualan ke pasar ekspor sebanyak 90%, sedangkan sisanya untuk pasar domestik. “Pasar domestik sebagian besar untuk anak usaha kami yang produk akhinya juga dijual ke ekspor,” ungkapnya.

Pasar ekspor TINS seperti Eropa, Asia, Amerika, dan juga mulai masuk ke pasar China. Saat ini, Riza bilang perusahaan tengah mengembangkan eksplorasi guna mendapatkan cadangan yang lebih bagus lagi. Asal tahu saja, sekarang TINS tengah memulai eksplorasi tambang timah di Nigeria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×