kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Humpuss kembangkan layar setelah terlilit utang


Rabu, 28 September 2016 / 15:15 WIB
Humpuss kembangkan layar setelah terlilit utang


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini

Strategi ekspansi

Setelah lama terjerat utang yang menggunung, Grup Humpuss kini mulai keluar dari lubang krisis. Berkat tangan dingin seorang Theo Lekatompesy yang ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) sejak 2008, Humpuss mampu keluar dari belitan utang akibat krisis global di 2008. 

Menjabat Presdir sejak 23 Februari 2012, Theo melakukan sejumlah langkah taktis untuk menyelesaikan kewajiban utang. Terdapat empat strategi utama yang dilakukannya. Pertama, menstabilkan cash flow perusahaan. “Arus kas itu ibarat darah bagi perusahaan. Kalau perusahaan rugi itu artinya sedang dalam keadaan kritis, darah mengucur terus. Biar tidak kolaps, hal pertama yang dilakukan ya menghentikan pendarahan,” terangnya.   

Kedua, mengontrol laporan laba rugi perusahaan. Setelah arus kas sudah dapat dikontrol, laporan laba rugi juga perlu dipantau. Belanja perusahaan yang kurang penting bisa dipangkas sementara demi menghemat anggaran. “Ibarat orang sakit karena pendarahan tadi, perusahaan masuk tahap recovery,” jelas Theo.

Ketiga, menyeimbangkan neraca perusahaan. Setalah arus kas dan laporan laba rugi bisa dikontrol, neraca juga harus dipantau agar terus seimbang. Keempat, mengkapitalisasi pasar. “Setelah sembuh dari krisis, perusahaan perlu melihat kembali pasar yang bisa dijangkau. Yang masuk akal saja, disesuaikan dengan kondisi perusahaan,” ujar Theo.  

Kini, Humpuss sudah masuk tahap stabilisasi. Ia berharap bisnis Humpuss bisa terus berkembang. Ia tak ingin mengulang kesalahan masa lalu yang terlampau ambisius menguasai banyak sektor bisnis. Menurutnya, Humpuss tetap akan fokus ke bisnis inti di sektor transportasi minyak dan gas. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×