kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hunian dengan harga Rp 500 juta - Rp 1 miliar diperkirakan menjadi segmen favorit


Rabu, 22 Juli 2020 / 20:51 WIB
Hunian dengan harga Rp 500 juta - Rp 1 miliar diperkirakan menjadi segmen favorit
ILUSTRASI. Properti. KONTAN/Baihaki


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti hunian diperkirakan membaik di paruh kedua tahun ini. Di tengah pemulihan pasar tersebut, hunian rumah tapak pada segmen harga Rp 500 juta - Rp 1 miliar diperkirakan menjadi segmen yang paling banyak diminati.

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengatakan, segmen pasar untuk properti hunian di rentang harga Rp 500 juta - Rp 1 miliar memiliki karakteristik yang lebih  resisten dibanding segmen pasar lainnya pada kondisi pandemi corona (covid-19).

Baca Juga: Penjualan perumahan di kawasan Jabodetabek - Banten masih positif

Lukas bilang, segmen pasar untuk rentang harga tersebut umumnya terdiri dari dari pasangan muda yang hendak membeli hunian untuk pertama kalinya. Segmen pasar tersebut, menurut Lukas, cenderung melihat hunian sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan misalnya segmen pasar untuk hunian dengan rentang harga yang lebih tinggi. Segmen pasar pada rentang harga tersebut, umumnya terdiri dari keluarga yang sudah memiliki hunian, namun memiliki rencana untuk ‘naik kelas’ dengan membeli hunian baru yang lebih mahal.

Segmen pasar ini, menurut Lukas, akan cenderung melihat keputusan untuk membeli rumah baru sebagai pilihan yang kurang bijak pada kondisi pandemi seperti sekarang. Bagi segmen ini, ketidakpastian kelangsungan pemasukan akibat adanya risiko pemangkasan gaji dan sebagainya di tengah pandemi menjadi pertimbangan utama untuk mengambil sikap ‘wait and see’.

“Kalau yang pasangan muda ini gimana juga mereka harus punya hunian kan, kalau tidak tinggal di rumah mertua mereka ngontrak. Nah daripada uang kontrakan biasanya mereka lebih senang untuk bayar angsuran,” jelas Lukas saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/7).

Baca Juga: Bisnis properti masih lesu, ini segmen pasar yang diincar Metropolitan Land (MTLA)

Lebih lanjut, Lukas memprediksi hunian rumah tapak akan menjadi pilihan yang lebih disukai dibanding apartemen. Hal ini tidak terlepas dari karakter pasangan muda yang cenderung mencari hunian dengan ukuran yang luas serta keinginan untuk memiliki pekarangan sendiri.

Sementara itu, kalau dilihat berdasarkan wilayahnya, penjualan akan cenderung lebih tinggi pada daerah penyangga seperti misalnya Tangerang dan lain-lain. “Kalau sudah di pusat kota dan dekat dengan Jakarta ya (harga) sudah di atas Rp 1 miliar semua, jadi ini faktor harga,” terang Lukas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×