Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya (Persero) rampungkan salah satu mega proyek milik Kementerian Perhubungan yakni Pembangunan Jalur Kereta Api Dwi Ganda atau Double-Double Track (DDT) Paket A yang menghubungkan dari Manggarai-Jatinegara pada 16 Desember 2020 lalu.
Dalam pembangunan proyek yang dimulai sejak tahun 2015 lalu, Hutama Karya melakukan joint operation dengan PT Modern Surya Jaya (MSJ) dan PT Mitra Engineering Grup (MEG) selaku perusahaan swasta spesialis pekerjaan rel kereta. Porsi Hutama Karya pada proyek ini adalah 41%.
Proyek senilai Rp 1 triliun lebih ini memiliki 2 jalur pekerjaaan yaitu Commuter Line (St. Manggarai - St. Matraman - St. Jatinegara) dengan panjang rel sekitar 1,44 km yang sudah dilakukan uji coba sebelumnya pada pertengahan 2020 lalu dan jalur Bogor Line (St. Cikini - St. Manggarai - St. Tebet) dengan panjang rel 2,22 km yang akan segera.
Adapun, pekerjaan yang digarap oleh Hutama Karya dalam proyek ini adalah Pengerjaan Erection Box dengan menggunakan Launcher Gantry melalui metode Span By Span, Pengerjaan Erection Cast in Situ dan Pengerjaan Erection by Shoring. Pembangunan paket A yang menyerap 150 tenaga kerja bertujuan untuk memisahkan jalur kereta api jarak jauh, KRL, dan kereta bandara di Stasiun Manggarai.
Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan, meski di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang melanda, pengerjaan proyek tetap harus berjalan dengan mengimplementasikan penerapan prosedur dan protokol kesehatan yang cukup ketat yang dimonitor secara harian oleh tim QHSSE pada masing-masing proyek serta Manajemen Hutama Karya di Kantor Pusat.
Perusahaan juga memastikan tidak ada mobilisasi dari dalam dan keluar proyek serta tidak ada penambahan pekerja sementara di proyek hingga wabah Covid—19 ini dinyatakan aman. Hal tersebut menyusul Instruksi Menteri (Inmen) No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca Juga: Hutama Karya kebut proyek pembangunan Bendungan Meninting
“Selain dihadapkan pada situasi pandemi di periode akhir pengerjaan proyek, pembangunan DDT Manggarai – Jatinegara ini juga menlalui tantangan yang cukup sulit seperti terbatasnya area lokasi akses kerja yang mengharuskan kontraktor memutar otak untuk menemukan metode yang efektif dan efisien terhadap biaya maupun waktu dan akses kerja yang bersinggungan dengan 'public activity' di Stasiun Manggarai sehingga mengharuskan pekerjaan dengan window time pukul 00.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB dini hari,” jelas Novias dalam keterangan resmi, Rabu (13/1).
Kehadiran DDT Manggarai – Jatinegara ini digadang-gadang akan mempermudah mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek yaitu dengan bertambahnya jumlah kapasitas pergerakan kereta api jalur Bekasi maupun Bogor line. Selain itu jalur ganda ini juga mempercepat proses tunggu dan membuat kawasan tertata lebih rapi.
Hutama Karya menilai di tahun 2021, sektor konstruksi akan mengalami fase recovery yang didukung oleh dampak positif dari telah ditemukannya vaksin COVID-19. “Hal tersebut tentunya akan meningkatkan movement of people sehingga kegiatan konstruksi yang semula tertunda perlahan dapat kembali berjalan normal. Karenanya, perusahaan mengestimasi pertumbuhan bisnis konstruksi Hutama Karya di tahun 2021 khususnya pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera dan bisnis infrastruktur lainnya,” tutup Novias.
Selanjutnya: Ini BUMN/lembaga yang mendapat suntikan dana pemerintah Rp 75,94 triliun di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News