kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imlek, kunjungan Wisman meningkat ke Batam


Jumat, 31 Januari 2014 / 20:48 WIB
Imlek, kunjungan Wisman meningkat ke Batam
ILUSTRASI. Mangkok ayam jago adalah salah satu mangkok ikonik yang hampir digunakan para pedangan kaki lima, menariknya hari ini Google memperingati Hari Mangkok Ayam Jago.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

BATAM. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Yusfa Hendri mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batam, Kepulauan Riau, meningkat saat perayaan pergantian Tahun China 2565. "Seperti biasa, tiap tahun kunjungan wisman saat Imlek melonjak," kata Yusfa di Batam, Jumat (31/1).

Dia menjelaskan mayoritas wisman yang datang adalah warga Singapura dan Malaysia keturunan Tionghoa. Kebanyakan dari mereka mendatangi vihara dan silaturahim ke rumah saudara di Batam.

"Karena adanya persaudaraan di antara mereka, maka warga Singapura ke Batam, ada yang berkumpul ke rumah saudara, ada juga yang sengaja ke vihara," katanya.

Menurut Yusfa, dalam sejarahnya, Singapura, Semenanjung Malaya dan Riau merupakan satu kerajaan besar Riau-Lingga, sehingga banyak di antara warga tiga negara itu memiliki hubungan persaudaraan. Dan saat Imlek dan hari keagamaan lainnya menjadi momen warga tiga negara jiran itu untuk saling bersilaturahmi.

"Imlek memberikan kontribusi penambahan angka wisatawan karena ada komunitas-komunitas yang ada di Kepri memiliki hubungan historis dengan warga Malaysia dan Singapura," katanya.

Yusfa optimistis, dengan meningkatnya kunjungan wisman ke Batam saat Imlek, mampu menggenjot angka wisman sepanjang 2014 hingga mencapai target 1,3 juta orang.

Namun, lebih dari sekadar kunjungan wisatawan, menurut Yusfa, Imlek adalah perayaan keberagaman. Karena Imlek mampu menyatukan berbagai perbedaan dengan pesta budaya. "Di samping perayaan, Imlek mewujudkan pembauran antarbudaya dan dapat memperkokoh silaturahmi," katanya.

Berbagai perbedaan yang mungkin sensitif dapat ditepis dalam kegiatan berkesenian. "Dalam berkesenian tidak ada membedakan suku, ras, ini lebih mudah merekatkan hubungan antar etnis," katanya.

Perayaan Imlek juga merupakan upaya pelestarian budaya, khususnya budaya etnis Tionghoa yang berada di daerah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×