Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Seretnya pasokan bahan baku makanan dan minuman impor dari Jepang pasca gempa dan tsunami yang melanda negara itu Maret lalu, menjadi salah satu pemicu terhambatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman lokal di kuartal I 2011.
Pasalnya, Jepang merupakan salah satu negara importir bahan baku industri makanan dan minuman lokal. Oleh karena itu, target pertumbuhan industri tahun ini sebesar 10% akan agak sulit tercapai. Belum lagi komoditi pangan yang terus melonjak akibat cuaca ekstrem yang mengancam produksi beberapa komoditi di berbagai daerah di dunia.
"Kontribusi ekspor makanan dan minuman ke Jepang yang tahun lalu sebesar 25% pun rasanya bakal mengalami penurunan," katanya Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) Adhi S. Lukman, hari ini (12/4).
Adhi mengklaim, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tiga bulan pertama 2011 ini hanya sebesar 5%. Tapi ia yakin, industri makanan dan minuman akan bangkit pada paruh kedua 2011 nanti. Pasalnya, di semester II 2011 akan banyak perayaan beberapa hari raya. Biasanya hal ini mampu mendongkrak penjualan makanan dan minuman tiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News