Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memproyeksikan peningkatan volume impor crude (minyak mentah) tahun ini mencapai 50,4% atau menjadi sebesar 118,4 juta barel.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan kendati volume impor meningkat, di saat bersamaan Pertamina juga melakukan ekspor crude dengan kualitas yang berbeda.
"Setelah bentuk subholding refinery dan petrokimia, kita beri keleluasaan untuk rumuskan jenis crude. Dari simulasi pertengahan 2020 ada beberapa crude domestik yang kita ekspor dan kita impor dengan harga yang lebih murah," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2).
Nicke memastikan langkah ekspor crude domestik dan melakukan impor di saat bersamaan dengan volume yang berimbang berdampak pada perbaikan current account deficit (CAD).
Baca Juga: Terus naik, Pertamina proyeksikan impor LPG capai 7,2 juta metrik ton tahun ini
"Strategi ini kami lakukan mulai pertengahan tahun lalu dan memperbaiki CAD," sambung Nicke.
Asal tahu saja, pada tahun 2019 impor crude Pertamina mencapai 86,9 juta barel. Volume impor crude kemudian turun menjadi 78,7 juta barel. Pada tahun ini volume impor sesuai RKAP diprediksi mencapai 118,4 juta barel.
Pertamina memperkirakan rencana ekspor crude yang dilakukan untuk mengimbangi impor bakal menghasilkan surplus senilai US$ 75 juta.
Selanjutnya: Konsumsi LPG 3 kg terus naik, kriteria penerima yang tak jelas jadi isu penting
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News