kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor daging beku naik


Senin, 30 Desember 2013 / 06:57 WIB
Impor daging beku naik
ILUSTRASI. Positifnya data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2022 menjadi modal berharga bagi gerak rupiah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Impor daging sapi beku untuk industri hotel, restoran dan katering (horeka) tahun ini meningkat 36,11%, dibandingkan dengan impor pada 2012 lalu. Berdasarkan data Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kemtan), per tanggal 22 Desember, volume impor daging sapi yang masuk mencapai 55.840,6 ton. Selama 2012, realisasi impor daging hanya 41.027,2 ton.


Banun Harpini, Kepala Badan Karantina menyatakan, selain impor daging beku kenaikan juga terjadi pada impor sapi hidup. Sampai 27 Desember lalu, realisasi impor sapi hidup mencapai 312.687 ekor, atau meningkat 5,12% dari impor tahun 2012 yang hanya mencapai 297.462 ekor. "Tahun ini ada impor sapi siap potong sebanyak 94.949 ekor, sedangkan tahun lalu tidak ada impor sapi siap potong," ujar Banun akhir pekan lalu.

Tahun depan, Kementerian Perdagangan (Kemdag) merencanakan impor sapi mencapai 750.000 ekor. Sementara alokasi impor daging beku tidak ditentukan, alias bebas.

Berkaitan dengan kebutuhan konsumsi daging sapi, Direktur Jenderal Peternakan Kemtan Syukur Iwantoro menjamin kebutuhan pasokan daging sapi untuk konsumsi di 2014 aman, asalkan transportasi dari sentra produksi ke sentra pasar dibenahi. Ia memperkirakan kebutuhan daging sapi selama 2014 mencapai 575.000 ton, adapun potensi pasokan daging sapi lokal mencapai 542.000 ton.

Melihat angka tersebut, menurut Syukur kebutuhan akan dapat dipenuhi oleh pasokan lokal. Namun, tak mudah membawa sapi lokal hingga ke pasar. Sentra produksi sapi ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. "Padahal sentra pasar terbesar berada di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat," ujar Syukur.

Menurut Syukur dengan memperbaiki distribusi maka akan memperbaiki harga daging sapi pula. Ia mencontohkan, harga sapi di sentra produksi NTT/NTB berkisar Rp 24.000 per kilogram (kg). Sedangkan di Jakarta harganya sudah mencapai Rp 40.000 per kg. "Selisihnya 60%, padahal idealnya tidak lebih dari 20%," katanya.

Untuk itu, pada 2014 pemerintah telah menjadwalkan perbaikan enam dermaga angkutan sapi di daerah sentra sapi yakni Bima, Badas Sumbawa, Sapudi Madura, Nusa Penida Bali, dan Kota Waringin Barat. Ditambah pembenahan dermaga di Tanjung Priok Jakarta, pemerintah berharap biaya angkut sapi dari daerah-daerah sentra sapi menuju pusat-pusat konsumen daging bisa turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×