kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor dari Indonesia dibatasi, harga kontrak kakao di AS tertinggi sejak 1978


Selasa, 12 Juli 2011 / 11:20 WIB
Impor dari Indonesia dibatasi, harga kontrak kakao di AS tertinggi sejak 1978
ILUSTRASI. Harga mobil bekas Honda City generasi ini makin terjangkau, mulai Rp 60 juta


Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

LONDON. Harga kakao terus terkerek naik di bursa komoditi AS, hingga mencapai harga tertingginya dalam tiga dekade terakhir.

Hal ini didorong oleh naiknya impor AS sebagai pasar kakao terbesar di dunia dari negara-negara Afrika Barat. Alasan peningkatan pajak dan mutu kakao yang tak memenuhi standar dari Indonesia membuat AS memilih beralih ke produsen kakao di Afrika Barat.

Data perdagangan AS menunjukkan, pengiriman kakao dari Pantai Gading, Ghana, Togo dan Nigeria naik 2,6% menjadi 145.394 metrik ton dalam empat bulan pertama di 2011. Sementara, impor dari Indonesia turun 88% menjadi 7.301 ton.

Kona Haque analis Macquire Group Ltd. mengatakan, ketatnya persaingan harga di antara negara-negara penghasil kakao membuat harga biji kakao berada di kisaran US$ 3.300 per ton pada kuartal keempat 2011 di ICE Futures New York.

"Pabrik penggilingan biji kakao AS telah menaikkan harga dan mengurangi pasokan akibat berkurangnya impor dari Indonesia. Untuk mencari kakao yang lebih murah, maka AS menggunakan biji kakao dari Afrika," ujar Peter Johnson Presiden Morristown Transmar Commodity Group Inc.

Harga kontrak Kakao di New York rata-rata berada di level US$ 3.159 per ton tahun ini. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak 1978. Bahan baku kakao mewakili sekitar 10% dari harga rata-rata produk cokelat yang sampai di tangan konsumen.

Dengan adanya persaingan di antara negara penghasil kakao membuat para petani lebih mengintensifkan panen pada tahun berikutnya yang dimulai pada 1 Oktober 2011.

Secara global, panen petani pada 2011-2012 bisa mencapai 3,68 juta ton, menurun 5,3% dari panen tahun ini. ABN Amro Bank NV and VM Group memprediksi, hal ini akan membuat defisit pasokan global sebanyak 94.000 ton.








Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×