Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bawang merah impor asal China dan India yang masuk ke sentra-sentra produksi sejak seminggu terakhir membuat geram para petani bawang lokal. Pasalnya, harga jual bawang impor yang jauh lebih murah menjadikan harga bawang lokal semakin terhimpit. Besok (24/1), mereka berencana datang ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mengadukan kebijakan impor bawang merah dan nasib petani bawang Indonesia.
Direktur Eksekutif Badan Pelaksana Harian Dewan Bawang Merah Nasional (Debnas) Tri Heri Saputro menuturkan, saat ini, di beberapa sentra produksi bawang merah seperti di Brebes Jawa barat dan Nganjuk Jawa Timur masih melakukan panenan. "Jika ditambah impor, maka harga bawang lokal semakin tertekan," ujar Tri kepada KONTAN (23/1).
Tri menceritakan, harga bawang ditingkat petani sekarang mencapai Rp 2.500 per kg - Rp 3.000 per kg, bandingkan dengan akhir tahun lalu yang masih berkisar di Rp 9.000 per kg-Rp 10.000 per kg.
Akat, Wakil Ketua Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) menyebutkan, sejak seminggu terakhir di Nganjuk mengalir bawang merah impor lebih dari 1.000 ton. "Padahal stok bawang pada panenan Agustus lalu masih ada," kata Akat (23/1).
Harga bawang impor yang masuk juga lebih rendah yakni berkisar Rp 3.000 per kg. Jika kondisi ini tidak serius ditanggulangi maka akan menyebabkan petani bawang beralih untuk membudidayakan tanaman lain.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari-November 2011, impor bawang merah telah mencapai 158.461 ton dengan nilai US$ 76,4 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News