kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

INACA dorong digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara


Jumat, 28 Agustus 2020 / 20:39 WIB
INACA dorong digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara
Sejumlah awak kabin pesawat melakukan kampanye keselamatan bepergian dengan pesawat 'Safe Travel Campaign' di Terminal 2, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (28/8/2020).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terus meningkatnya jumlah penumpang pesawat sampai pekan keempat pelaksanaan Safe Travel Campaign, membuat Indonesia National Air Carriers Association (INACA) makin bersemangat untuk melakukannya sampai akhir tahun.

Guna mempermudah masyarakat terbang lagi, INACA mendorong diterapkannya digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menjelaskan, pemeriksaan dokumen kesehatan calon penumpang oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan tugas dari Kemenkes.

Menurutnya, petugas KKP berwenang menentukan seorang calon penumpang dapat masuk ke dalam pesawat untuk ikut terbang atau tidak, setelah memeriksa dokumen berupa surat keterangan/hasil laboratorium rapid test.

Baca Juga: Industri penerbangan di Tanah Air mulai beranjak pulih

Jika calon penumpang dinyatakan non reaktif, maka ia diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, jika reaktif maka jangan harap bisa masuk ke pesawat.

"Tapi proses pemeriksaan dokumen kesehatan ini panjang, karena masih dilakukan secara manual oleh KKP," kata Denon dalam siaran resmi, Jumat (28/8).

Tidak heran, jika pada jam-jam tertentu di bandara terlihat antrean penumpang mengular panjang demi mendapatkan stempel izin terbang dari petugas KKP.

"Karena dikerjakannya masih manual, di cek satu per satu, makanya antre lama. Kami ingin KKP mengganti metode pemeriksaan secara digital, seperti yang sudah diterapkan pada Indonesia Health Alert Card (eHAC)," kata Denon.

Ia berpendapat, apabila petugas KKP bisa melakukan pemeriksaan lebih cepat, maka akan bertambah jumlah masyarakat yang antusias untuk terbang lagi. Karena terbukti terbang di masa New Normal sangat mudah dan tidak perlu antre panjang.

Hal tersebut menurutnya jelas berdampak positif bagi perekonomian Indonesia yang merosot akibat pandemi Covid-19 ini. "Jangan sampai karena proses pemeriksaan manual yang panjang, jadi menghambat pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat yang sedang masuk fase pemulihan," jelasnya.

Denon berharap, dengan persyaratan menggunakan moda transportasi udara yang semakin mudah maka di akhir tahun nanti jumlah penumpang pesawat semakin meningkat.

"Safe Travel Campaign ingin mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk bepergian dan berlibur lagi. Terutama ke 10 destinasi wisata utama di Indonesia yang ditetapkan pemerintah," kata Denon.

Baca Juga: Ini 3 strategi Angkasa Pura II gairahkan bisnis maskapai

Inisiatif INACA menggelar Safe Travel Campaign mendapat dukungan penuh dari CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga. Menurutnya, maskapai yang dipimpinnya itu sudah menyiapkan program 'Waktunya Terbang!' yang tidak hanya menjamin para penumpang mendapatkan harga tiket yang terjangkau.

Namun juga memastikan penerbangan menggunakan pesawat AirAsia bisa dilakukan dengan Mudah, Nyaman, dan Terjaga.

"Kami melihat masyarakat mulai melakukan aktivitas lagi, setelah beberapa waktu sempat terhenti. AirAsia ingin mendukung pemulihan ekonomi tersebut, dengan mempermudah mobilitas masyarakat untuk kembali terbang menggunakan protokol kesehatan yang aman dan nyaman," ungkap Veranita.

Ia berharap, dengan terus bertambahnya jumlah penumpang pesawat maka perekonomian di daerah-daerah yang masyarakatnya mengandalkan sektor pariwisata bisa terbantu. "Kami ingin membantu masyarakat di daerah serta membantu pemerintah menggerakkan perekonomian," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mengaku siap berkolaborasi dengan INACA dan seluruh maskapai anggotanya untuk mengajak masyarakat kembali bepergian.

Menurut Yusran, ada tiga kata kunci yang harus bisa diberikan ke masyarakat untuk bisa berhasil mewujudkan target itu. "Bagaimana caranya kita bisa meningkatkan confidence mereka, menyediakan akomodasi dan transportasi yang baik, serta menyiapkan destinasi. Ketiganya harus bisa dideliver melalui Safe Travel Campaign ini," kata Yusran.

Oleh karena itu, Yusran menyebut siap duduk bersama INACA dan seluruh anggotanya untuk melakukan strategi marketing bersama.

Baca Juga: INACA: Safe travel campaign ampuh tingkatkan percaya diri masyarakat untuk bepergian

"Untuk meningkatkan okupansi, kami siap memberikan pricing kamar hotel terbaik untuk di-bundling dengan tiket pesawat. Sehingga bisa jadi trigger masyarakat mau bepergian lagi," ujarnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Medistra Dr Dini Handayani meyakinkan masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir melakukan penerbangan lagi.

Ia mengungkapkan, hasil riset terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyatakan, jumlah penumpang yang tertular Covid-19 saat berada di dalam kabin pesawat nyaris.

"Riset MIT dilakukan sejak bulan Februari sampai awal Agustus kemarin. Hasilnya hanya 1 penumpang tertular Covid dari 4.300 penumpang penerbangan di Amerika Serikat yang disurvei. Artinya teknologi HEPA yang memfilter udara di kabin pesawat terbukti bekerja dengan baik," kata Dini.

Ia menjelaskan High Efficiency Particulate Air (HEPA) adalah teknologi penyaringan udara yang digunakan di kabin pesawat dan ruangan operasi di rumah sakit.

"Filter ini membersihkan udara dari virus, kuman, dan partikel penyakit lainnya. Jadi digunakan di Rumah Sakit dan pesawat. Di ruang operasi, HEPA filter bekerja tiap 5 menit. Sementara di pesawat tiap 3 menit HEPA mengeluarkan udara di dalam kabin, dan menggantinya dengan udara dari luar. Jadi 99,99% HEPA ini efektif mencegah penularan Covid di pesawat," ujar Dini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×