Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) masih optimistis terhadap perkembangan industri pengemasan di 2019. Bahkan produsen kemasan siap mendiversifikasi produk kemasan demi mengejar penjualan.
Menurut Direktur Utama PT IGAR Antonius Muhartoyo, tahun lalu kinerja penjualan hanya tumbuh 2% saja. Mengingat perusahaan hanya fokus di kemasan farmasi.
Padahal tahun lalu, kinerja perusahaan farmasi tidak begitu baik karena lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, tetapi harga jual produk tidak dapat dinaikkan. Alhasil industri kemasan farmasi tak bisa serta merta menaikan harga jualnya.
"Oleh karena itu tahun ini disamping kami tetap di sektor farmasi, perusahaan akan coba masuk ke kemasan makanan," kata Antonius kepada Kontan.co.id, Jumat, (1/3).
Menurutnya mesin produksi tak perlu ada penambahan lagi. Karena sejatinya perusahaan sudah mempunyai mesin pengolahan kemasan makanan yang masih belum difungsikan (idle).
Penjajakan ke perusahaan makanan pun sudah dilakukan dari awal tahun ini. "Secara marjin keuntungan kemasan makanan memang kecil, tapi volume permintaan lebih besar apalagi saat dekat lebaran," jelasnya.
Sedangkan di sektor farmasi perusahaan belum banyak mendapat orderan. Menurutnya awal tahun ini belum diputuskan proyek Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang biasanya jadi pendulang permintaan sektor farmasi. "Kami optimis tetap bisa menaikan penjualan sampai 9% di tahun 2019," jelasnya.
Untuk capital expenditure (capex) tahun ini menurutnya belum ada. Karena belum ada rencana ekspansi apa pun. Tahun lalu capex sebesar Rp 60 miliar sudah dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin baru.
"Tahun ini hanya operational expenditure saja untuk peremajaan mesin tapi jumlah tak besar," tambahnya.
Sampai kuartal tiga tahun 2018, segmen farmasi masih menjadi tulang punggung perseroan dengan porsi 87% atau senilai Rp 519 miliar dari total revenue IGAR yang mencapai Rp 594 miliar. Sedangkan sisanya berasal dari segmen non-farmasi sebesar Rp 75 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News