kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INCO: Proses Penambangan Harus Mempertimbangkan Kesinambungan dan Keberlanjutan


Kamis, 30 Desember 2021 / 19:11 WIB
INCO: Proses Penambangan Harus Mempertimbangkan Kesinambungan dan Keberlanjutan
ILUSTRASI. Vale Indonesia. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk memutuskan mengambil haluan bisnis yang lebih fokus pada nilai-nilai berkelanjutan. Tujuannya, untuk membangun fondasi bisnis yang solid dan selaras menghadapi perubahan tren bisnis dunia yang berkiblat pada aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).  

Sejatinya, emiten berkode saham INCO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah merumuskan prioritas strategis yang terdiri dari lima pilar yakni  kesehatan, keselamatan dan risiko, sumber daya manusia, keberlanjutan, pemeliharaan dan pertumbuhan. Kelima fokus ini yang akan menjadi  pedoman INCO dalam menjalankan bisnis serta mengambil keputusan berinvestasi.  

Dari sisi lingkungan, dalam jangka panjang Vale Global telah mencanangkan target ambisius yakni menjadi perusahaan dengan karbon netral pada 2050.

Melansir laporan berkelanjutan yang dirilis pada 31 Maret 2021, Vale Indonesia menargetkan dapat berkontribusi pada tujuan Vale Global untuk mengurangi emisi scope 1 dan 2 sebesar 33% pada tahun 2030 dan emisi scope 3 sebesar 15% pada tahun 2035.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Raih Proper Hijau dari KLHK

Direktur Vale Indonesia, Bernardus Irmanto menegaskan, urgensi ESG sangat penting karena INCO percaya bahwa industri pertambangan sangat penting untuk mendukung masa depan peradaban manusia yang lebih baik. Menurutnya, kegiatan dan proses penambangan harus juga mempertimbangkan kesinambungan dan keberlanjutan masa depan. 

"Kita tidak boleh hanya mencari keuntungan jangka pendek dan mengorbankan kepentingan jangka panjang. How we mine is equally if not more important than what we mine. " jelasnya saat dihubugi Kontan.co.id, Senin (20/12).

Di masa yang akan datang, prospek bisnis nikel semakin cemerlang. Era kendaraan listrik (EV) yang membutuhkan nikel dalam baterai lithium ion dan penyimpanan energi akan menjadi katalis positif bagi pangsa pasar nikel. 

Bahkan, pada Januari 2020, Pemerintah Indonesia telah sepenuhnya melarang ekspor bijih nikel untuk melindungi ketersediaan bijih di Indonesia dan memberikan kepastian pada investasi yang berencana membangun kilang dan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×