kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INCO: Proses Penambangan Harus Mempertimbangkan Kesinambungan dan Keberlanjutan


Kamis, 30 Desember 2021 / 19:11 WIB
INCO: Proses Penambangan Harus Mempertimbangkan Kesinambungan dan Keberlanjutan
ILUSTRASI. Vale Indonesia. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Kemudian, mengenai ekspansi smelter di Sorowako, agenda bisnis ini dijalankan sesuai dengan amanat yang tertuang dalam amendemen Kontrak Karya (KK) yakni meningkatkan produksi sampai dengan 25%. 

Upaya peningkatan ini akan dilakukan dengan investasi yang bersifat continuous improvement dan pembangunan tambahan satu lini produksi  rotary kiln electric furnace (RKEF) dengan tingkat produksi tambahan sekitar 10.000 ton. Dengan kombinasi proyek continuous improvement dan tambahan satu lini produksi ini, diharapkan target produksi menjadi 90.000 ton nikel dapat tercapai sebelum berakhirnya KK.

Seiring dengan ekspansi di Sorowako, pada tahun 2022, Bernardus mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana kisaran US$ 30 juta untuk rencana belanja dalam operating expenses (opex), capital expense (capex), dan riset & development (R&D) hanya untuk Sorowako yang sejalan dengan roadmap ESG perusahaan.

Bernardus menekankan bahwa dana ini bukan untuk rencana ekspansi menaikkan kapasitas produksi, melainkan hanya untuk agenda ESG saja. "Dana ini pada intinya untuk riset terkait pengurangan emisi karbon, biaya reklamasi dan rehabilitasi, dan biaya terkait lingkungan dan community development," ujarnya. 

Selain menyiapkan rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi, tentu saja Vale Indonesia tidak lupa tetap menjaga ketersediaan sumber nikelnya. Sampai dengan akhir tahun 2020, total cadangan kandungan bijih nikel Vale Indonesia mencapai 104,0 juta ton dry klin product (DKP) dengan total cadangan yang terbukti sebanyak 61,9 juta ton DKP dan total cadangan terkira sebanyak 42,1 juta ton DKP. 

Baca Juga: Paling lambat awal tahun depan, FID proyek smelter Bahodopi INCO rampung

"Kami memiliki rencana jangka panjang penambangan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolahan yang ada saat ini dan yang akan dibangun dalam waktu 5 tahun yang akan datang," ujar Bernardus. 

Nantinya, lanjut Bernardus, Smelter di Pomalaa akan disupply 100% dari penambangan di konsesi Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Demikian juga untuk Smelter Bahodopi, INCO akan mencukupi dari Tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah. "Adapun secara keseluruhan, saat ini fasilitas pengolahan Sorowako rata-rata volume produksi nikel per tahunnya mencapai 75.000 metrik ton," tandasnya.

Pada Desember 2021, Vale Indonesia berhasil meraih PROPER Hijau pada Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 




TERBARU

[X]
×