Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan September 2024 berada di fase ekspansi pada level 52,48 atau stagnan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 52,40.
Namun, jika dibandingkan, IKI September 2024 lebih rendah 0,03 poin dibandingkan IKI September 2023 yang berada di level 52,51.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 21 subsektor mengalami ekspansi dan 2 subsektor kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 97,3% terhadap PDB Industri pengolahan non-migas triwulan II tahun 2024.
Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Barang Galian dan Logam dan Industri Peralatan Listrik. Sedangkan yang mengalami kontraksi berdasarkan IKI September 2024 antara lain industri komputer, barang elektronik dan optik dan industri pengolahan lainnya.
Nilai tinggi dari industri barang galian non logam dan industri peralatan listrik diungkap Febri karena adanya perkembangan dari subsektor semen yang didukung adanya peningkatan proyek infrastruktur dan properti di Indonesia.
Baca Juga: Sindikat Kayu Ilegal Asal Kalimantan Dibongkar
"Subsektor semen yang mengalami kenaikan besar, kalau keramik masih tetap. Jadi perlu diketahui, semen dan keramik masuk di sektor badan galian non logam, didukung adanya proyek infrastruktur dan properti di Indonesia. Barang listrik juga tinggi karena permintaan dari infrastruktur dan properti di Indonesia," ungkap Febri dalam konferensi pers, Senin (30/09).
Sedangkan, terkait sektor yang kontraksi Febri bilang industri elektronik dalam negeri masih memiliki kendala yaitu masih harus bersaing dengan produk impor elektronik baik yang masuk secara legal maupun ilegal.
"Jadi kita tahu bahwa industri komputer ini banyak digunakan dalam pemerintah dan juga di dalam konsumsi rumah tangga dari barang elektronik. Nah, kami melihat bahwa terutama di industri elektronik masih menderita karena masih banyak produk impor elektronik yang masuk ke Indonesia baik secara legal atau ilegal," tambahnya.
Dia melanjutkan, terdapat perlambatan ekspansi nilai IKI variabel pesanan baru sebesar 2,71 poin dari 54,66 pada Agustus 2024 menjadi 51,95 pada September 2024. Nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 0,31 poin menjadi 55,85.
Di sisi lain, nilai IKI variabel produksi mengalami ekspansi sebesar 4,58 poin dari 46,54 pada bulan Agustus menjadi 51,12 pada bulan September 2024.
Sedangkan dari sisi kegiatan usaha, IKI September 2024 mencatat sebanyak 77,4% dari total responden menyampaikan kegiatan usahanya meningkat dan stabil.
"Jadi kalau dibandingkan dengan Agustus lalu, banyak pelaku usaha yang mengatakan bahwa kegiatan usaha mereka meningkat," ungkapnya.
Baca Juga: Penjualan Mobil Naik, Perbaikan Daya Beli Masih Diragukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News