Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Setelah investor dari China, kini pengusaha dari India juga berniat melakukan investasi di Indonesia. Menurut iformasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), investor dari India akan menanamkan modal setara Rp 20 miliar di sektor budidaya rumput laut.
Martani Huseini, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) KKP mengatakan, budidaya rumput laut tersebut akan dilakukan di Luwuk dan Tojo Una-una, Sulawesi Selatan. "Investasi itu baru tahap awal. Nantinya ada tambahan sekitar Rp 80 miliar," kata Martani kepada KONTAN, kemarin (3/2).
Martani belum bisa menyebutkan nama perusahaan India yang akan melakukan investasi itu. Ia cuma bilang, dana investasi Rp 20 miliar itu sudah dicairkan untuk budidaya rumput laut. Setelah itu, investor tersebut akan mengucurkan investasi lagi untuk membangun pabrik pengolahan.
Martani berharap, investasi itu mengikutsertakan petani plasma rumput laut. "Kami minta ada pemberdayakan petani setempat," katanya.
Jana Anggadiredja, Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI), membenarkan rencana investasi dari India tersebut. Menurut penilaian Jana, investor dari India tersebut masuk berkat hubungan bisnis dengan perusahaan asal Indonesia. Hingga akhirnya, hubungan bisnis itu menyepakati untuk membuat kerjasama.
Berdasarkan kronologi yang dipaparkan Jana, pada pertengahan 2009 lalu, perusahaan India bernama Aquagri menjalin kerjasama dengan pengusaha Indonesia untuk budidaya rumput laut. Kedua pihak membentuk PT Saraswati Aquagri Biotech yang berdiri dengan status penanaman modal asing (PMA).
Setelah melakukan survei 6 bulan di lokasi budidaya rumput laut, perusahaan itu memutuskan melalukan budidaya rumput laut. "Awal 2010, PT Saraswati itu sudah mulai beraktivitas," ungkap Jana.
Namun, mengenai besarnya investasi yang telah ditanam, menurut Jana jumlahnya belum mencapai Rp 20 miliar. Sepengetahuannya, investasi yang telah dikucurkan baru Rp 6 miliar hingga Rp 7 miliar. Dana tersebut dipakai untuk membeli tanah dan pembangunan infrastrutur gudang penyimpan rumput laut.
September lalu, investor China juga menyatakan m,reka tidak hanya mengimpor rumput laut dari Indonesia, tetapi juga ingin melakukan investasi di sini.
Arman Arfah, Asosiasi Petani & Pengelola Rumput Laut Indonesia (Aspperli), meminta KKP mengawall investasi asing yang masuk. Pasalnya, pernah ada kabar soal investasi dari Malaysia, tapi hingga kini tidak jelas rimbanya. Ia juga minta perbaikan kebijakan investasi di sektor ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News