Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga udang di dalam negeri terancam kembali anjlok mengikuti turunnya harga udang internasional.
Faktor pemicu turunnya harga internasional udang akibat India ingin menggenjot produksi udangnya sehingga suplai udang dunia bertambah. Diperkirakan harga udang dalam negeri bisa mencapai Rp 40.000 per kg hingga Rp 42.000 per kg.
Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) mengatakan, sudah sepekan terakhir ini harga udang di tingkat internasional menyusut. Sebelumnya harga udang internasional mencapai Rp 47.000 per kg hingga Rp 50.000 per kg. Namun, saat ini harga udang internasional hanya sebesar Rp 42.000 per kg.
"Harga dalam negeri pasti turun, karena harga ekspor sekitar 5% lebih mahal ketimbang harga dalam negeri," ujar Thomas kepada KONTAN, Rabu (21/9).
Iwan Sutanto, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) mengaku tak khawatir dengan panen udang India. Pasalnya panen udang di India akan segera berakhir. Apalagi pasokan udang dunia sudah berkurang. Sebelumnya, China merupakan negara pengekspor udang sebesar 800.000 ton per tahun dan saat ini sudah mulai mengimpor udang.
Ia melanjutkan, harga udang dalam negeri memang cenderung terkoreksi dalam dua minggu terakhir. Harga udang tertinggi di dalam negeri berada di level Rp 57.000 per kg. Dalam beberapa hari terakhir, harga udang dalam di dalam negeri bergerak turun menjadi Rp 50.000 per kg hingga Rp 51.000 per kg. "Harga udang hari ini sudah kembali naik ke harga Rp 52.000 per kg," tutur Iwan.
Ekspor udang diperkirakan naik
Meski harga cenderung turun, Thomas mengatakan kinerja ekspor udang Indonesia cukup bagus. Tahun ini, ekspor udang ditargetkan sebesar US$ 1,3 miliar atau lebih tinggi dari tahun lalu sebesar US$ 1,1 miliar. Ekspor udang, lanjut Thomas masih didominasi oleh tiga negara yakni AS, Jepang dan Uni Eropa. Ketiga negara tersebut, kata Thomas kebutuhan udang cukup tinggi.
Di AS, kebutuhan udang bisa mencapai 500.000 ton. Sedangkan kebutuhan udang di Uni Eropa dan Jepang, masing-masing sebesar 470.000 ton dan 200.000 ton. Jika melihat pangsa pasar, ekspor dari Indonesia cukup kecil kepada tiga negara tersebut sehingga potensinya masih bisa ditingkatkan.
Ekspor ke AS sepanjang Januari-Juli 2011 mulai mengalami kenaikan 26,7% dibandingkan dengan tahun lalu. Volume ekspor udang ke AS Januari-Juli 2011 berjumlah 40.856 ton. Tahun lalu dengan periode yang sama, volume ekspor udang ke AS bisa mencapai 32.236 ton.
Thomas memperkirakan kinerja volume ekspor udang ke AS akan membaik seperti tahun 2009. Pada 2009, ekspor udang ke AS mencapai 69.329 ton. Pada 2010 lalu, ekspor udang ke AS anjlok menjadi 61.095 ton. "Tahun ini kita harapkan ekspor udang bisa tembus hingga 70.000 ton," jelas Thomas.
Berbeda halnya dengan ekspor udang ke AS, ekspor udang ke Jepang justru mengalami sedikit penurunan karena masih dampak tsunami AS. Hingga Juli 2011, ekspor udang ke Jepang sebesar 15.069 ton.
Dalam waktu dekat, lanjut Thomas, Indonesia akan menjajal pasar baru. Rencananya, Indonesia akan melakukan ekspor udang ke China. Menurut Thomas, saat ini China sudah mengimpor udang dari Indonesia walaupun jumlahnya masih kecil. "Kita sudah menandatangani MoU baru dengan China untuk ekspor perikanan dan udang sebesar 1 juta ton. Pangsa udang pasti cukup besar," kata Thomas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News