Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) membidik produksi batubara sebanyak 32,8 juta ton di sepanjang 2023. Adapun produksi batubara ini mayoritas berasal dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco).
“Pada tahun 2023, target produksi batubara adalah 32,8 juta ton, di mana 31 juta ton dari Kideco dan 1,8 juta ton dari Multi Tambangjaya Utama (MUTU),” jelas Head of Corporate Communication Indika Energy, Ricky Fernando kepada Kontan.co.id, Jumat (20/1).
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Indika Energy mematok volume produksi batubara di 2022 sebesar 34 juta ton. Artinya, jika dibandingkan dengan target di 2023 ada penurunan volume produksi batubara sebesar 3,52% year on year (yoy).
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Perluas Usaha, Diversifikasi Bisnis ke Sektor Kesehatan
Mengutip hasil laporan keuangan hingga akhir September 2022, INDY mencatatkan pendapatan tumbuh sebesar 57,2% yoy menjadi US$ 3,13 miliar didorong oleh harga batubara yang lebih tinggi dengan rata-rata benchmark ICI-4 telah meningkat menjadi US$ 84,6/ton atau lebih tinggi 51,1% yoy.
Pendapatan Kideco tumbuh sebesar 49,1% yoy menjadi US$ 2,21 miliar pada akhir September 2022 didorong oleh harga jual rata-rata yang lebih tinggi yakni naik 55,4% yoy menjadi US$ 84,2/ton.
Pada akhir September 2022 Kideco menjual 26,3 metrik ton volume batubara atau turun 4,1% yoy. Namun manajemen INDY menyatakan, meski turun realisasi ini masih sejalan dengan target produksi 2022 sebesar 34 juta ton dengan 72% volume untuk ekspor dan 28% untuk pasar domestik.
Di periode 9 bulan tahun 2022, pendapatan Indika Resources meningkat 113,3% yoy menjadi US$ 628,4 juta didorong oleh harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) yang lebih tinggi di Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan perdagangan batubara. Di sisi lain, volume perdagangan batubara juga lebih tinggi.
Baca Juga: Pembayaran Dividen Bakal Ramai, Ini Daftar 10 Dividen Saham Terbesar Tahun 2022
Perinciannya, pendapatan MUTU naik 119,0% yoy menjadi US$ 231,1 juta, dikarenakan kenaikan ASP sebesar 129,9% yoy menjadi US$ 193,3/ton, dengan volume penjualan 1,2 juta ton batubara.
Realisasi ini turun 4,9% disebabkan oleh larangan ekspor pada Januari 2022 dan beberapa lainnya tantangan yang dialami dalam pengangkutan.
Pendapatan perdagangan batubara di hingga akhir September 2022 melonjak 110,0% yoy menjadi US$ 397,3 juta, didukung oleh kenaikan ASP sebesar 58,5% yoy menjadi US$ 75,3/ton dan 32,4% peningkatan volume secara tahunan menjadi 5,2 juta ton.
Baca Juga: Prospek Indika Energy (INDY) Kesetrum Bisnis EV
Adapun laba kotor naik 109,1% yoy menjadi US$ 1,08 miliar dan laba kotor konsolidasi marjin meningkat menjadi 34,7% dari sebelumnya 26,1% di periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh harga batubara yang lebih tinggi.
Pendapatan operasional melonjak 120,1% yoy menjadi US$ 935,3 juta dan marjin operasi meningkat menjadi 29,8% dari 21,3%.
Lewat peningkatan pendapatan ini, INDY membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar US$ 338,4 juta dari yang sebelumnya rugi bersih sebesar US$ 6,0 juta di akhir September 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News