Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Prospek bisnis ban yang terus menjanjikan, baik itu di pasar domestik maupun ekspor, membuat produsen ban dan benang poliester PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) segera memperluas pabrik yang ada di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Deassy Aryanti, Sekretaris Korporat Indo Kordsa bilang bahwa proses perluasan pabrik sedang berlangsung dan berada persis bersebelahan dengan pabrik saat ini. "Peletakan batu pertama sejak Desember 2012," katanya usai paparan publik, Rabu (5/6).
Progres perluasan pabrik Indo Kordsa saat ini sudah mencapai 12,5%. Targetnya, sampai akhir tahun ini, proyek itu bisa mencapai 70%. Proyek ini dipatok bisa kelar Agustus 2014.
Adanya perluasan ini membuat kapasitas produksi kain ban Kordsa bisa bertambah menjadi 42.000 ton per tahun. Saat ini, kapasitas produksi Kordsa sebesar 41.000 ton per tahun. Selain itu, kapasitas produksi benang poliester juga akan bertambah menjadi 46.000 ton per tahun dari saat ini yang sebesar 42.000 ton per tahun.
Untuk memperluas pabrik ini, Deassy bilang, perusahaan ini harus meogoh kocek US$ 83 juta. "Utilisasi kami juga sudah penuh sehingga butuh tambahan kapasitas," ungkapnya.
Apalagi, pasar Asia Pasifik yang menyumbang 60% dari total penjualan Kordsa masih mencatatkan pertumbuhan konsumsi ban yang positif. Ini berbeda dengan pasar Eropa dan Amerika Serikat yang melempem.
Sebelumnya, Kordsa juga sudah memodifikasi mesin produksi supaya bisa memperbesar kapasitas produksi. Hasilnya, menurut Deassy, bisa terlihat tahun ini. Misalnya untuk produksi kain ban berbahan poliester, mereka menargetkan naik 33% dari tahun lalu menjadi 24.000 ton per tahun.
Dus, dengan tambahan produksi ini, Kordsa optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 15% sampai 20% dari kinerja 2012 yang sebesar US$ 174,1 juta.
Indo Kordsa juga sangat berharap kinerja dari anak usaha yang ada di Thailand, yakni Thai Indo Kordsa, membaik. Asal tahu saja, produsen kain ban di negeri gajah putih sempat terganggu setelah bencana banjir di awal tahun 2012 lalu.
Pada saat banjir besar tahun lalu, kinerja Thai Indo Kordsa ikut terjerembab. Selain karena pabrik di Thailand terganggu, penjualan kain ban Thai Indo Kordsa di tahun 2012 anjlok menjadi tinggal US$ 5,6 juta. Padahal, di tahun 2011, perusahaan itu sanggup membukukan penjualan mencapai US$ 13,4 juta.
Imbasnya, kinerja Indo Kordsa di tahun 2012 ikut-ikutan terseret efek banjir Thailand. Penjualan Indo Kordsa di tahun 2012 merosot 20% dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 216,9 juta.
Selain itu, Indo Kordsa juga berharap kenaikan harga jual dari produk ban dan kain ban yang berlaku tahun ini bisa mengerek pendapatan perusahaan. Sayang, Deassy belum mau membuka soal kenaikan harga jual. Yang jelas, kenaikkan harga jual ini untuk mengimbangi meningkatnya ongkos produksi di 2013.
Menurut Direktur Indo Kordsa, Frans Budi, belanja modal perusahaan tahun ini sebesar US$ 63 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News