kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indocement Tunggal (INTP) dorong pengembangan bisnis di luar jawa


Senin, 21 Januari 2019 / 19:01 WIB
 Indocement Tunggal (INTP) dorong pengembangan bisnis di luar jawa


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP semakin serius menggeluti pasar semen di luar Jawa. Pasalnya baru-baru ini emiten berkode INTP tersebut memulai operasi terminal semennya di Lampung.

Antonius Marcos, Corporate Secretary INTP menjelaskan bahwa beroperasinya terminal semen di Lampung ini akan memperkuat posisi pasar milik perusahaan di Sumatera. Adapun motivasi perseroan membuka terminal semen di area tersebut tak terlepas dari demand yang bertumbuh.

"Dengan dibangunnya jalan tol lintas sumatera. Potensi pasar di Sumatera akan berkembang signifikan akibat efek domino dari pembangunan jalan tol tersebut," urai Antonius kepada Kontan.co.id, Senin (21/1). Itu sebabnya perseroan membangun 2 terminal baru, selain di Lampung salah satunya ada di Palembang yang mulai beroperasi awal tahun 2018 kemarin.

Jika di Lampung terminal semennya dapat menunjang distribusi semen curah dengan kapasitas 1.000 ton per hari dan pengepakan 1.500 ton sehari, maka terminal semen di Palembang memiliki dua silo dengan fasilitas pengantongan semen berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Kedepannya, INTP bakal memaksimalkan kedua terminal semen baru tersebut. Sehingga kata Antonius, belum ada rencana baru untuk menambah terminal semen lagi di 2019 ini.

Sementara itu dari segi pertumbuhan volume penjualan, INTP mampu menggenjot kinerjanya di tahun 2018 kemarin. Menurut Antonius perseroan mencatatkan total volume penjualan mencapai 18 juta ton.

"Lebih tinggi 6% dibandingkan tahun 2017 yang lalu," sebutnya. Berkaca dari data Asosiasi Semen Indonesia, konsumsi semen dalam negeri sepanjang 2018 tercatat tumbuh 4,9% secara tahunan menjadi 69,51 juta ton.

Kenaikan tersebut diakui didominasi oleh permintaan di Jawa dan Sumatra, dengan porsi sekitar 74%. Sisanya, berasal dari Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan kawasan Indonesia Timur.

Mengenai target tahun 2019 ini manajemen belum dapat membeberkannya terlebih dahulu, sebab kata Antonius target masih dalam proses finalisasi. Yang menjadi concern perseroan saat ini adalah menjalan pabrikan seefisien mungkin agar dapat memperoleh pertumbuhan secara signifikan.

Menurut Antonius INTP mengupayakan pencarian sumber energi yakni batu bara yang baru dengan harga yang lebih kompetitif di samping meningkatkan konsumsi dari alternatif fuel. "Selain itu kami fokus juga di home market serta mencari terobosan terobosan alternatif alternatif moda logistik yang lebih efisien," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×