Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) percaya setelah lebaran dan pemilihan umum (pemilu) tahun ini konsumsi semen dapat meningkat kembali. Setelah di bulan-bulan sebelumnya permintaan sempat melemah dikarenakan beberapa kondisi.
Antonius Marcos, Corporate Secretary INTP mengatakan bahwa volume penjualan semen perseroan sampai Mei tahun ini kurang lebih 6,9 juta ton. "Lebih rendah sedikit dari pencapaian lima bulan pertama tahun kemarin," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).
Sayangnya ia enggan menyebutkan detil penurunan tersebut, yang jelas berkurangnya volume penjualan kata Antonius disebabkan adanya serangkaian aktivitas pemilu di bulan April dan juga curah hujan yang tinggi di awal tahun yang mempengaruhi pengiriman.
Namun memasuki paruh kedua tahun ini, INTP meyakini konsumsi semen akan meningkat lebih baik, terutama di segmen proyek. "Terlebih dengan telah terbentuknya pemerintahan baru maka investor akan sudah mulai berani melakukan ekspansi, dimana sebelumnya pada paruh pertama tahun ini mereka dalam posisi wait and see," sebut Antonius.
Ia bilang INTP optimis permintaan semen untuk proyek-proyek akan terus berlanjut di samping efek domino dari telah selesainya beberapa infrastruktur akan mulai bergerak. "Oleh karena itu kami meyakini target pertumbuhan yang kami canangkan tahun ini sebesar 5-6% dapat tercapai," katanya.
Sementara di sektor ritel, perseroan terus meningkatkan brand awareness produknya melalui serangkaian kegiatan promosi dan juga program end user lainnya. Apalagi INTP telah memperkenalkan semen Rajawali yang berada di segmen entry level untuk pasar ritel.
"Untuk semen Rajawali penerimaan konsumen di beberapa area baik bahkan permintaan nya turut meningkat" ungkap Antonius. Sekadar informasi, sepanjang 2018 kemarin brand semen Rajawali mampu berkontribusi kisaran 7% dari volume penjualan INTP.
Mengulik laporan keuangannya, pendapatan INTP pada kuartal I-2019 sebesar Rp 3,7 triliun atau naik 8,5% year on year (yoy). Kenaikan pendapatan ini diiringi dengan laba bersih yang naik hingga 50,2% yoy menjadi Rp 396,9 miliar.
Kenaikan pendapatan perusahaan didorong oleh kenaikan volume penjualan sebesar 2,4%. Adapun kenaikan ini salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan penjualan Klinker domestik sebesar 63,1%, menjadi 319.000 ton di tahun 2019.
Selain itu, pendapatan perusahaan juga didorong oleh peningkatan harga jual sebesar 6,0%. Perusahaan meningkatkan harga jual rata-rata di seluruh Indonesia untuk mengimbangi kenaikan harga beli batu bara, bahan bakar, dan biaya pengepakan, serta lemahnya nilai rupiah terhadap dollar. Ini menyebabkan harga yang lebih stabil di kuartal I-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News