kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indofarma (INAF) kembangkan kawasan industri khusus alat kesehatan


Jumat, 07 Februari 2020 / 17:27 WIB
Indofarma (INAF) kembangkan kawasan industri khusus alat kesehatan
ILUSTRASI. PT Indofarma Tbk (INAF) fokus pada pengembangan kawasan industri khusus alat kesehatan di Cibitung Jawa Barat


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) berencana bangun kawasan industri seluas 4,5 hektar (ha) khusus untuk alat kesehatan di Cibitung, Jawa Barat. Adapun dibuatnya kawasan ini sebagai komitmen emiten farmasi pelat merah tersebut menunjang kemandirian farmasi nasional dan secara tidak langsung mampu menekan biaya berobat. 

Asal tahu saja, saat ini Indofarma fokus pada empat segmen alat kesehatan. Pertama, hospital furniture yang sejak empat tahun lalu sudah bisa diproduksi sendiri. Kedua, produk consumable atau barang medis habis pakai seperti jarum suntik. 

Ketiga, produk electromedical yang diharapkan kuartal II 2020 ini sudah bisa diluncurkan. Terakhir, produk diagnostik seperti alat tes narkoba. 

Baca Juga: Holding Farmasi Mengincar Pendapatan Rp 16,8 Triliun

Direktur Utama INAF Arief Pramuhanto menjelaskan, Indofarma memiliki tiga kategori fokus sebagai objektif sebagai BUMN alat kesehatan. "Kami punya road map ekspansi, yang di tahun ini akan fokus transformasi menjadi perusahaan alat kesehatan. Dimulai dari trading, assembly dan terakhir manufaktur," kata dia, Rabu (5/2). 

Adapun pembangunan pabrik untuk meningkatkan unsur TKDN alat kesehatan.  Sebab menurut Arief, ketergantungan bahan baku alat kesehatan cukup besar karena mencapai 92% hingga 93%. Dibuatnya pabrik alat kesehatan ini, diharapkan bisa meningkatkan komponen lokal alat kesehatan secara bertahap dari 50% hingga 100%. 

Arief menjelaskan 4,5 hektar ini sejatinya dibangun di atas kawasan industri yang seluas 20 ha yang sebagian sudah digunakan untuk pabrik farmasi. Adapun untuk pengembangannya Arief menyatakan bakal melakukan Joint Operation (JO) untuk produk baru dan Joint Venture (JV) untuk produk yang didistribusikan. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) telah mengalihkan 80,66% saham ke Bio Farma

Sejauh ini, Arief melihat luas kawasan setidaknya bisa menampung setidaknya 7 sampai 8 prinsipal. Hingga saat ini sudah berjalan proses negosiasi dengan dua prinsipal, dengan rincian satu berasal dari perusahaan lokal dan satu lagi dari Penanaman Modal Asing (PMA). 

Nilai investasi tidak dirinci oleh Arief, tapi gambarannya setiap prinsipal akan berinvestasi sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 900 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×