kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Indonesia Australia Jajaki Kerja Sama Garap Mineral Kritis untuk Kendaraan Listrik


Kamis, 06 Juli 2023 / 15:57 WIB
Indonesia Australia Jajaki Kerja Sama Garap Mineral Kritis untuk Kendaraan Listrik
ILUSTRASI. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menjajaki peluang kerja sama dengan Australia untuk menggarap mineral kritis yang mendukung pengembangan industri kendaraan listrik. Seperti diketahui, Australia merupakan pemasok utama lithium, sedangkan Indonesia adalah produsen terbesar untuk nikel. 

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan, sebagai representasi pelaku usaha di Indonesia, pihaknya mendorong segala upaya untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia. 

“Selain itu juga perluasan volume perdagangan dan diversifikasi investasi antara kedua negara,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/7). 

Pada pekan lalu, Ketua Kadin bersama dengan delegasi melakukan roadshow ke Australia dan menghadiri Australia-ASEAN Business Forum. Dia bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas kerja sama ekonomi di masa depan antara Indonesia, ASEAN dan Australia.

Baca Juga: Industri Rokok Elektrik Diprediksi Bakal Terus Tumbuh

Sebelumnya pada Februari 2023, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat Indonesia juga telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).  

Sebagai tindak lanjut dari MoU, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat telah menyepakati rencana aksi (Plan of Action) untuk implementasi MoU yang dilaksanakan pada 2023 – 2025 guna mewujudkan pengembangan industri baterai EV terintegrasi.

Melansir laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini mencakup pilar rantai pasok, environmental, social and governance (ESG), dan pengembangan tenaga kerja terampil. 

Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.

Diharapkan kedua negara dapat berkontribusi lebih besar pada rantai pasok global untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting di dunia.

Baca Juga: Mengulik Rahasia Kekokohan Stadion GBK Sebagai Landmark Ikonik Indonesia

Seperti diketahui, Indonesia diproyeksikan menjadi pusat pengolahan (manufacturing powerhouse) dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah, dengan kemudahan akses berbagai bahan baku seperti  lithium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.

Peluncuran Rencana Aksi direncanakan akan dilakukan pada bulan September 2023 di Jakarta dalam kegiatan Dialog Tingkat Tinggi Tahunan, di mana Perth akan menjadi penyelenggara pada pertemuan tahun berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×