Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia pantang menginjak pedal rem. Memasuki tahun 2021, Kementerian dan Lembaga terkait bersiap memacu persiapannya untuk mendukung era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Electrice Vehicle (EV).
Demi melancarkan kesiapan itu, mulai tahun 2021 ini pemanfaatan KBLBB masuk ke dalam program kerja strategis di Kementerian ESDM baik secara hulu maupun hilir. Dengan begitu, pemanfaatan KBLBB diyakini bisa meningkatkan ketahanan energi nasional, khususnya dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif bilang, untuk menyongsong era kendaraan listrik, dari sisi hulu Kementerian ESDM sudah menerbitkan aturan berupa Peraturan Menteri (Permen) Nomor 11 Tahun 2019 mengenai pengendalian ekspor nikel sebagai upaya konservasi bahan baku EV battery. "Strategi dan dukungan kebijakan kami untuk percepatan pembangunan EV battery dan KBLBB," terang Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (19/1).
Dari sisi hilir, Kementerian ESDM menelurkan Permen ESDM No 13 Tahun 2020 mengenai infrastruktur pengisian listrik untuk KBLBB. Dengan beleid ini, pengembangan infrastruktur pendukung KBLBB seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) bakal terus dipompa.
Baca Juga: Indonesia berpotensi kelebihan pasokan listrik hingga 60% pada tahun 2029
Nah, mengacu peta jalan (roadmap) Kementerian ESDM, jumlah SPKLU pada tahun 2021 ini ditargetkan sebanyak 572 unit dan akan terus mengalami pertumbuhan hingga 31.859 unit pada tahun 2030. Untuk SPBKLU, tahun ini ditargetkan ada 3.000 unit. Kemudian bertambah menjadi 67.000 unit SPBKLU pada tahun 2030.
“Pertumbuhan infrastruktur tersebut diperlukan untuk mengimbangi potensi peningkatan KBLBB baik itu mobil maupun motor,’ ungkapnya. Kelak, pertumbuhan penggunaan unit mobil listrik di tahun 2030 diprediksi akan menembus ke angka 2,19 juta unit. Sementara motor listrik, penggunaannya bakal mencapai 13 juta unit.
Seiring dengan semaraknya penggunaan kendaraan listrik itu, kata Arifin, penggunaan konsumsi BBM ditaksir akan mengalami penyusutan yang signifikan. Sampai tahun 2030, potensi pengurangan konsumsi BBM bisa mencapai 6,03 juta kiloliter (kl) per tahun. "Tentu saja, kendaraan listrik ini memang bisa dipakai untuk menghemat BBM nanti cukup signifikan,” tandasnya.
Wakil Direktur PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyampaikan, era kendaraan listrik mesti dilihat sebagai upaya dalam mencapai ketahanan dan kemandian energi nasional. Di mana, Indonesia perlahan bisa beralih dari energi berbasis impor, menjadi energi yang berasal dari dalam negeri. "Bagaimana energi kita yang berbasis pada impor menjadi energi berbasis domestik," ungkap Darmawan kepada KONTAN.
Baca Juga: ESDM optimistis populasi mobil listrik di 2021 tembus 125.000 unit
Dus, selain mengurangi impor BBM, kata Darmawan, kendaraan listrik juga mampu mengurangi pencemaran lingkungan. Sebagai gambarannya, 1 liter bensin yang bisa dipakai untuk menggerakan mobil hingga 10 kilometer akan menghasilkan emisi sekitar 2,4 kilo Co2. Sedangkan dengan mobil listrik, dari 1 kilowatt hour (kWh) sebagai perbandingan dari 1 liter bensin, emisi yang dihasilkan lebih rendah, yakni sekitar 850 gram Co2 saja.
Untuk menyongsong era kendaraan listrik ini, PLN sudah mulai mengoperasikan sekitar 20 unit SPKLU dan dua unit SPKLU yang menjadi proyek percobaan dengan para mitra. Bahkan, untuk menunjang penggunaan mobil listrik di Tol Trans Jawa, PLN telah memiliki SPKLU di empat rest area di Tol Trans Jawa itu. PLN pun telah melakukan uji coba KBLBB yang dikendarai dari Jakarta ke Bali pada akhir Desember 2020 lalu. Uji coba tersebut membuktikan kesiapan infrastruktur kendaraan listrik (SPKLU) pada rute tersebut.
Tak hanya PLN, perusahaan pelat merah seperti PT Pertamina (Persero), juga bakal ikut meramaikan era kendaraan listrik ini. Malahan, Pertamina sudah mengoperasikan SPKLU di SPBU Fatmawati, Jakarta Selatan. Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menyampaikan, di tahun ini Pertamina akan menambah pengoperasian tiga SPKLU dan berencana mengembangkan SPBKLU.