kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia bersiap menyongsong era kendaraan listrik


Rabu, 20 Januari 2021 / 13:08 WIB
Indonesia bersiap menyongsong era kendaraan listrik
ILUSTRASI. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril saat peresmian?Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di rest area ruas jalan tol Trans Jawa.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra

Perusahaan swasta yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia juga berencana membangun EV ecosystem. Direktur Utama MedcoPower Eka Satria memang belum membeberkan secara detail skema EV ecosystem yang akan dibangun serta jumlah infrastruktur yang akan disediakan maupun besaran investasinya. Yang terang, peluncuran pertama EV ecosystem MPI rencananya akan dilakukan di Jakarta, pada Januari ini. "Insya Allah nanti bulan Januari kita akan launching EV ecosystem kita yang pertama dan charging station,” katanya.

Mengurai kendala-kendala

Deputi Deregulasi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Yuliot menyampaikan bahwa untuk mencapai target sesuai outlook, diperlukan investasi yang membawa modal besar ke dalam negeri. Salah satunya, industri mobil listrik dari hulu sampai hilir yang bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri. 

Dari catatannya, geliat investor asing untuk menanamkan modal mulai bermunculan setelah Hyundai Motor meralisasikan investasinya sebesar US$ 1,55 miliar. Di tambah lagi, dengan rencana kerjasama antara LG Energy Solution Ltd dengan konsorsium BUMN yang akan menanamkan investasinya sebesar US$ 9,8 miliar. 

Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Wiluyo Kusdwiharto meyakini, dengan adanya dukungan regulasi, khususnya dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 dan turunannya, minat investasi baik dari dalam dan luar negeri akan tinggi. Alhasil ekosistem EV akan terbentuk dengan baik. Namun, kendala terbesar saat ini adalah masih mahalnya harga EV itu. 

Baca Juga: Kementerian ESDM Merilis Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik Hingga Tahun 2030

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, pengembangan mobil listrik memerlukan dukungan kebijakan, antara lain berupa insentif perpajakan, keterjangkauan tarif listrik, ketersediaan stasiun pengisian listrik, penerapan pajak karbon pada kendaraan konvensional, hingga pengetatan standar bahan bakar dan emisi gas buang.

"Yang juga perlu dikembangkan adalah kemampuan produksi kendaraan listrik, drive train, mesin dan battery, serta riset dan development untuk pengembangan jenis-jenis EV yang cocok dengan kondisi atau kebutuhan Indonesia," terang Fabby.

Menteri ESDM Arifin Tasrif juga mengakui bahwa untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik, dukungan kebijakan masih perlu dilakukan, Termasuk melalui pemberian insentif. Dia bilang, saat ini pemerintah pun sedang membahas sejumlah insentif, termasuk dari sisi perpajakan. "Kita juga sedang mengkaji, pergantian motor konvensional menjadi baterai listrik," jelas Arifin.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ramson Siagian menegaskan bahwa EV perlu didorong untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari kendaraan. "Artinya kalau kendaraan ini makin banyak, berarti kan berkurang polusinya. Jadi ini suatu kebijakan yang perlu didorong. Sangat bagus, artinya tolong diberikan dukungan sepenuhnya," pungkas Ramson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×