Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor penerbangan nasional dalam dua tahun belakangan ini maju dan berkembang dengan pesat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penumpang pesawat yang rata-rata mencapai 11% per tahun.
Pada tahun 2016 dan 2017 lalu, jumlah total penumpang pesawat sudah melebihi 110 juta penumpang. Selain itu, jumlah pesawat yang beroperasi juga semakin banyak, yaitu sekitar 1.250 pesawat nasional dalam negeri.
Sementara jumlah pergerakan pesawat juga meningkat pesat, yaitu mencapai 829.615 keberangkatan domestik dan 85.072 keberangkatan internasional pada tahun 2017.
Meningkat dari tahun 2016 lalu di mana keberangkatan domestik sebanyak 763.980 keberangkatan dan 71.487 keberangkatan internasional.
Konsekuensi dari semakin maju dan berkembangnya penerbangan nasional tersebut adalah diperlukan inspektur penerbangan yang jumlahnya semakin banyak dan berkompetensi tinggi untuk memastikan dan mengontrol tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan tetap terjamin dan memenuhi persyaratan regulasi penerbangan.
Terkait dengan peningkatan kapasitas inspektur tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menerima delegasi dari Uropean Aviation Safety Agency (EASA) di Jakarta untuk membicarakan kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara, terutama terkait keselamatan, keamanan, lingkungan (environment) serta air traffic management pada 28 Maret 2018 lalu.
Delegasi EASA dipimpin oleh Mr Luc Tytgat (EASA Director Strategy and Safety Management) dengan anggota Mr Frank (EASA Representative Southeast Asia), Mr David Waller (Senior Technical Cooperation Manager), Mr Jacinto Lopez Navalon (Technical Cooperation Operational Manager) dan Ms Raquel Sanz Pascasio (Technical Cooperation Operational Manager).
Agus mengatakan, tingkat keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan sudah sangat tinggi. Itu ditandai dengan diperolehnya kembali kategori 1 keselamatan penerbangan dari otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA- AS) dan nilai pemenuhan keselamatan penerbangan effective implementation USOAP ICAO yang lebih dari 80 %, di atas rata-rata dunia yang 60 %.
"Tentunya hal ini harus kita pertahankan dan kita tingkatkan. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan kualitas tinggi. Kita akan bekerjasama dengan EASA untuk meningkatkan kapasitas SDM kita terutama untuk para inspektur di 8 area yaitu Legislation, Organization, Personnel Licensing, Airworthiness, Operations, Air Navigation, Aircraft Investigation dan Aerodromes," ujar Agus dalam keterangan resminya, Kamis (29/3).
Menurut Agus, Ditjen Perhubungan Udara saat ini bersikap proaktif untuk memperbaiki keselamatan penerbangan Indonesia dengan selalu melakukan pemenuhan terhadap persyaratan peraturan penerbangan baik nasional maupun internasional.
"Saat ini kita kita memang sudah berdiri setara dengan negara-negara maju di bidang penerbangan dunia. Dan setiap negara juga punya standar penerbangan masing-masing. Tetapi kalau ada pihak lain yang akan bekerjasama untuk memperbaiki standar penerbangan, kita selaku terbuka untuk bekerjasama, termasuk dengan EASA ini," lanjut Agus.
Pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan dari beberapa pertemuan sebelumnya antara delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Dirjen Perhubungan Udara dengan anggota dari operator penerbangan nasional.
Pertemuan tersebut di antaranya dilakukan di Koln, Jerman pada 5 Desember 2017 dan di acara ICAO Asia Pacific Meeting, pada awal Januari 2018.
Dalam pertemuan kali ini, tim EASA menyampaikan beberapa hal seperti misalnya terkait struktur organisasi EASA serta kegiatan-kegiatan utamanya yang terdiri dari sertifikasi produk, penyusunan regulasi, standarisasi, aproval organisasi, safety assesment untuk pesawat asing, operasi penerbangan sipil di negara-negara Uni Eropa, kajian dan analisis keselamatan penerbangan, dan program keselamatan penerbangan sipil negara-negara Uni Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News