kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.439.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Indonesia Jajaki Hilirisasi Mineral Lithium dengan Negara-negara Afrika


Rabu, 04 September 2024 / 16:31 WIB
Indonesia Jajaki Hilirisasi Mineral Lithium dengan Negara-negara Afrika
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki peluang memperkuat kerja sama hilirisasi industri mineral terutama lithium dalam 2nd Indonesia - Afrika Forum di Bali.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki peluang memperkuat kerja sama hilirisasi industri mineral terutama lithium dalam 2nd Indonesia - Afrika Forum di Bali.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan peluang kerja sama ini untuk mendorong penguatan kemitraan strategis antara Indonesia dengan negara-negara Afrika dalam sektor energi dan mineral.

"Saya baru saja mendengar dari Mozambik dan Zimbabwe, mereka memiliki banyak mineral, ada dua hal yang ingin kami tawarkan. Yang pertama adalah berbagi pengalaman kami dalam hal itu, dan yang kedua adalah melakukannya sebagai sebuah kemitraan," jelas Dadan dalam keterangan resmi, Rabu (4/9).

Dadan menegaskan Indonesia siap berbagi pengalaman dan menjalin kemitraan yang lebih erat dengan negara-negara Afrika dalam jangka waktu panjang sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah.

"Untuk beberapa hal kita berbagi tantangan dan juga peluang yang sama, kita bisa saling melengkapi," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di Jateng Senilai US$ 478 Juta

Pada kesempatan ini, Dadan menyinggung keberhasilan Indonesia dalam pengembangan biodiesel sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Ia menjelaskan bahwa Indonesia saat ini telah mencampurkan 35% biodiesel ke dalam bahan bakar diesel, dan sedang mempersiapkan peningkatan hingga 40% pada tahun depan.

"Kami telah mengimplementasikan substitusi solar dengan biodiesel kami, dengan bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit. Tahun ini, kami mencampurkan 35% biodiesel ke dalam bahan bakar diesel," ujarnya.

Dalam upaya mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, Dadan menekankan, Indonesia saat ini sedang merevisi sejumlah regulasi, termasuk undang-undang tentang energi terbarukan, dan memperluas kerjasama dengan negara-negara maju.

"Kami mulai bekerja sama dengan banyak negara maju, berdasarkan pengalaman kami, setidaknya ada dua masalah, yaitu teknologi dan pembiayaan. Inilah yang harus kita kerjasamakan, khususnya dengan negara-negara maju," jelasnya.

Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika di sektor energi mencakup berbagai inisiatif strategis, terutama dengan Kenya, Tanzania, dan Madagaskar.

Baca Juga: Program Hilirisasi Minerba Dinilai Belum Berhasil dan Masih Memerlukan Perbaikan

Indonesia telah menandatangani beberapa MoU dengan Kenya yang meliputi eksplorasi minyak dan gas, ekspolorasi pertambangan, energi terbarukan, serta kerja sama panas bumi.

Bersama Tanzania, kerja sama difokuskan pada eksplorasi perminyakan, pengembangan kapasitas, serta pengembangan sumber daya energi.

Sementara itu, Madagaskar bekerja sama dengan PT TIMAH dalam eksplorasi chrome dan berencana memperluas ke sektor energi terbarukan. Kolaborasi B2B juga dilakukan dengan beberapa perusahaan Indonesia, seperti PT Wijaya Karya dan PT LEN Energy, yang terlibat dalam proyek-proyek pembangkit listrik di Afrika.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×