kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.251   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.573   39,61   0,53%
  • KOMPAS100 1.080   10,41   0,97%
  • LQ45 798   4,81   0,61%
  • ISSI 254   -0,37   -0,15%
  • IDX30 413   3,94   0,96%
  • IDXHIDIV20 472   5,11   1,10%
  • IDX80 120   0,54   0,45%
  • IDXV30 125   0,93   0,75%
  • IDXQ30 132   1,30   0,99%

Indonesia kekurangan SDM di bidang pelayaran


Selasa, 25 Januari 2011 / 16:58 WIB
Indonesia kekurangan SDM di bidang pelayaran


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Indonesia masih mengalami kekurangan tenaga kerja di bidang pelayaran hingga lima tahun ke depan. Selain karena kemampuan yang terbatas dari sekolah pelayaran untuk mencetak lulusan, sebagian besar lulusan sekolah pelayaran di Indonesia lebih suka bekerja di perusahaan pelayaran luar negeri karena gaji yang lebih tinggi.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP SDM) Kemenhub Bobby R Mamahit mengatakan saat ini sekolah pelayaran di Indonesia hanya mampu meluluskan sekitar 700 hingga 1.000 tenaga di bidang pelayaran dalam waktu satu tahun.

Sayangnya, dengan jumlah lulusan yang terbatas itu, sebagian besar lulusan memilih bekerja ke perusahaan asing di luar negeri. "Dalam satu kelas yang berisi 20 siswa, yang bekerja ke perusahaan asing setelah lulus bisa mencapai 15 siswa," jelas Bobby.

Alasan lulusan sekolah pelayaran lebih memilih bekerja pada perusahaan asing daripada perusahaan nasional menurut Bobby karena persoalan gaji yang lebih tinggi. Sebagai contoh, gaji pelaut di perusahaan Indonesia ada yang terendah Rp 500.000. Sedangkan di perusahaan asing, gajinya bisa mencapai Rp 5 juta. Bahkan untuk perwira bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Bobby mengatakan pemerintah semestinya melakukan penyesuaian gaji untuk mencegah para pelaut Indonesia lari ke luar negeri.

Selain itu, langkah menahan lulusan agar bekerja di perusahaan pelayaran nasional adalah dengan mengikat mereka melalui pembiayaan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan nasional. Jadi setelah lulus, mereka dapat langsung bekerja di perusahaan pelayaran lokal.

Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Arifin Sunardjo mengatakan untuk menaikkan gaji di perusahaan pelayaran nasional tidak mudah. Menurutnya perusahaan pelayaran nasional tidak bisa begitu saja menaikkan gaji karena biaya hidup yang diperlukan di Indonesia berbeda dengan di luar negeri. "Yang harus dilakukan adalah meningkatkan jumlah lulusan sekolah pelayaran," ungkap Arifin.

Untuk meningkatkan jumlah lulusan menurut Arifin sekolah pelayaran dapat menempuh program percepatan kelulusan. Dengan program percepatan itu, siswa yang biasanya harus menempuh pendidikan 4 tahun hingga 5 tahun bisa lulus dalam 2,5 tahun. Dengan program percepatan itu, maka jumlah lulusan sekolah pelayaran akan bisa ditingkatkan.

Sementara itu, Bobby mengatakan kebutuhan tenaga di bidang pelayaran dalam negeri terus mengalami peningkatan terutama dengan diberlakukannya asas cabotage di Indonesia. Pada tahun 2015 nanti, Indonesia diperkirakan membutuhkan 43.806 orang yang terdiri dari 18.774 perwira pelaut dan 25.032 pelaut dasar.

Bobby mengatakan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di bidang pelayaran, pemerintah terus membangun Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di sejumlah daerah. Pembangunan sekolah itu di antaranya akan dilakukan di Sorong, Papua dan Aceh. Selain itu, mereka juga tengah melakukan kajian untuk membangun sekolah pelayaran lain di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan pembangunan sekolah baru itu, Bobby berharap Indonesia sudah bisa mencetak sebanyak 3.000 orang tenaga di bidang pelayaran pada tahun 2012. BP SDM sendiri pada tahun ini mendapatkan anggaran belanja sebesar Rp 2,7 triliun. Dari jumlah itu sebanyak Rp 1,7 triliun akan dipergunakan untuk pengembangan pendidikan di bidang transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×