Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menerima kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru Todd Michael McClay di kantor Kementerian Perdagangan RI, Jakarta, pada Kamis, (7/8). Pada pertemuan bilateral ini, kedua menteri mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama yang lebih erat di sektor-sektor prioritas, termasuk pangan dan pertanian, pendidikan, energi panas bumi, serta pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami melihat potensi besar kolaborasi di sektor pangan dan energi terbarukan, serta dukungan bagi UMKM agar dapat menembus pasar internasional. Sinergi ini akan memperkuat ketahanan ekonomi dan memperluas manfaat perdagangan bagi masyarakat,” ungkap Mendag Busan.
Pertemuan kedua menteri juga menyoroti situasi dan kondisi perdagangan global, khususnya kebijakan tarif sepihak terhadap sejumlah negara dan dampaknya bagi pelaku usaha di kawasan. Mendag Busan menyampaikan, Indonesia dan Selandia Baru sepakat bahwa kepastian berusaha merupakan elemen krusial dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan perdagangan internasional.
Menteri McClay menanggapi, kepastian berusaha adalah fondasi utama bagi pelaku usaha. “Kepastian berusaha adalah fondasi utama bagi pelaku usaha untuk tumbuh dan berinovasi. Kami mengapresiasi komitmen Indonesia dalam mendorong transparansi dan prediktabilitas dalam kebijakan perdagangan global,” ujar McClay.
Baca Juga: Airlangga & Menteri Perdagangan & Investasi Selandia Baru Bahas Dukungan Aksesi OECD
Diskusi dilanjutkan dengan membahas target perdagangan bilateral. Mendag Busan optimistis Indonesia dan Selandia Baru dapat mencapai target perdagangan bilateral sebesar NZD 6 miliar atau setara USD 3,6 miliar pada 2029. Target ini sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif Indonesia-Selandia Baru 2025—2029 (Indonesia-New Zealand Comprehensive Partnership Plan of Action/PoA 2025—2029).
“Saya optimistis Indonesia dan Selandia Baru dapat mencapai target perdagangan bilateral senilai USD 3,6 miliar pada 2029. Hal tersebut dapat diwujudkan, salah satunya dengan memaksimalkan berbagai perjanjian perdagangan internasional yang telah ada seperti ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” urai Mendag Busan.
Galang Dukungan Aksesi ke CPTPP dan OECD
Pada pertemuan bilateral ini, Selandia Baru juga mengemukakan dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia ke Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement to Trans-Pacific Partnership/CPTPP) dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (The Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD).
Baca Juga: Mendag RI & Mendag Selandia Baru, Bahas Akses Pasar UMKM hingga Rencana Kerjasama MBG
Mendag Busan menyambut baik dukungan itu serta mengharapkan pendampingan dan bantuan teknis dalam proses aksesi tersebut. “Indonesia menyambut baik dukungan Selandia Baru terhadap proses aksesi Indonesia ke CPTPP dan OECD. Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan berupa pendampingan tahapan aksesi, dalam bentuk bantuan teknis selama tahapan reviu teknis dan asistensi keahlian, mengingat peran aktif Selandia Baru di CPTPP dan dalam pengembangan instrumen hukum OECD,” ujar Mendag Busan.
Sementara itu, Menteri McClay menyampaikan harapannya agar Indonesia dan Selandia Baru terus saling mendukung dan memperkuat kerja sama yang telah terjalin dengan baik, khususnya dalam menghadapi dinamika global. “Kami mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin dengan Indonesia dan berharap kemitraan ini dapat menjadi bagian dari solusi di tengah ketidakpastian perdagangan dunia,” ujar McClay.
Ekspor utama Indonesia ke Selandia Baru di antaranya adalah bungkil minyak, batu bara, monitor dan proyektor, trafo listrik, dan kayu. Sedangkan, impor Indonesia dari Selandia Baru di antaranya adalah susu dan krim, peralatan radar, mentega, keju dan dadih, serta tepung, tepung kasar, dan pelet.
Baca Juga: Perdagangan Indonesia dan Selandia Baru Selama Kuartal I 2025 Tembus US$ 476,90 juta
Selanjutnya: Negara Ini Terancam Krisis Penduduk Laki-Laki
Menarik Dibaca: Review Oppo Find X8, Abadikan Momen dengan Kamera Super Night Mode
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News