Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Indonesia sangat menekankan agar Uni Eropa (UE) dapat menerapkan kebijakan yang lebih terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif terutama terhadap produk ekspor unggulan utama Indonesia ke Uni Eropa, seperti minyak kelapa sawit.
“Indonesia menekankan bahwa minyak kelapa sawit dan turunannya bagi Indonesia adalah seperti Boeing bagi Uni Eropa. Namun peran kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia jauh lebih mendasar, karena tidak saja menjadi sumber pendapatan devisa negara terbesar, tetapi juga memberikan lapangan kerja kepada hampir 5 juta jiwa, dan memainkan peran dalam pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo dalam siaran persnya, Selasa (25/3).
Indonesia menekankan bahwa isu sustainability seharusnya diterapkan pada semua vegetable oils dan bukan hanya pada minyak kepala sawit. Indonesia juga mengusulkan agar dilakukan sinkronisasi dua sistem yang masing-masing digunakan Uni Eropa dan Indonesia dalam mendorong pengelolaan kepala sawit secara berkelanjutan, yakni Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) di Uni Eropa dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang digunakan Indonesia.
“Kita perlu lebih agresif untuk menempatkan minyak kelapa sawit sebagai produk yang diterima oleh masyarakat Uni Eropa seperti halnya minyak nabati lain, dan ini tentu memerlukan proses panjang dan berkesinambungan. Memadukan RSPO dan ISPO adalah satu kemungkinan ke arah ini,” imbuh Direktur Iman.
Catatan saja, ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2013 mencapai US$ 18,1 miliar atau meningkat 0,6% dibanding tahun 2012 dengan angka US$ 18 miliar. Komoditas ekspor utama didominasi oleh produk-produk pertanian, terutama kelapa sawit dan turunannya.
Uni Eropa dengan 28 negara anggota (EU-28) merupakan pasar terbesar ke-2 ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Pada tahun 2013, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa mencapai 3.730.000 per metrik ton (MT) dengan nilai US$ 2,85 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News