Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi Blok Masela yang dijalankan INPEX Corporation memasuki masa Front End Engineering Design (FEED) dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Tahap FEED dalam lapangan Gas Abadi (Blok Masela) ini mencakup pembangunan fasilitas darat (Onshore LNG/OLNG), sistem lepas pantai (FPSO, SURF, dan jalur pipa gas ekspor), serta fasilitas produksi lainnya.
"Hari ini kita menyaksikan dimulainya pelaksanaan FEED, namun demikian kita tahu bahwa secara jujur proyek ini cukup agak tertunda-tunda yang menurut bahasa Jepang disebut Nanakorobi Yaoki yang artinya tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, dalam agenda peresmian fase FEED Proyek LNG Abadi, di Jakarta, Kamis (28/08/2025).
Djoko menargetkan fase FEED selesai dalam waktu tiga bulan dan berakhir di akhir tahun ini, kemudian masuk dalam fase Final Investment Decision (FID) pada awal 2026.
“Kita targetkan rampung pada tahun ini juga, kurang lebih dalam tiga bulan. Proses ini FEED dapat kita laksanakan sesuai waktu tersebut,” ujar Djoko.
Baca Juga: ADHI Jadi Kontraktor Proyek LNG Blok Masela, Simak Rekomendasi Sahamnya
Proyek Masela ini memiliki cadangan gas di proyek ini tergolong besar, mencapai 18,54 triliun kaki kubik (TCF). Dan jika sudah beroperasi penuh dapat menghasilkan 9,5 juta ton per tahun (MTPA) LNG, gas pipa sebesar 150 juta meter kubik per hari (mmcfd), serta kondensat sekitar 35 ribu barel minyak per hari.
Djoko berjanji izin FID akan dipermudah, jika INPEX Corporation memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan sumber daya manusia dalam negeri.
"Selama menggunakan TKDN yang cukup besar, tenaga kerja maupun barang dalam negeri, SKK Migas tanpa lama-lama langsung akan menyutujuinya, untuk biayanya," jelasnya.
Djoko menambahkan, dalam pelaksanaan proses FEED, secara pararel pihaknya juga akan melakukan sejumlah tender secara bersamaan sambil menyelesaikan perizinan yang diperlukan.
“Alhamdulillah, tim terpadu yang menangani Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berjanji akan selesai pada bulan September. Dengan asumsi semua perizinan selesai sesuai arahan Menteri, proses tender bisa berjalan paralel," ujarnya.
Sebagai informasi, investasi proyek Abadi Masela mencapai US$ 20,94 miliar kurs asumsi sekitar Rp 16.300 per US$ atau sekitar Rp 341 triliun.
Pada fase pengembangan, proyek ini diperkirakan menyerap 12.611 tenaga kerja, sementara fase operasi tetap melibatkan sekitar 850 tenaga kerja.
Baca Juga: SKK Migas Targetkan Blok Masela Bisa Onstream Tahun 2029
Selanjutnya: Penerbitan Patriot Bond Danantara Dinilai Tak Berdampak Langsung Ke Imbal Hasil SBN
Menarik Dibaca: Simak Warna Eksterior Rumah Feng Shui 2025 untuk Harmoni dan Keberuntungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News