Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak kinerja di tengah ketidakpastian ekonomi dan pelemahan daya beli. Emiten yang bergerak di bisnis tembakau iris ini membidik kenaikan penjualan sebesar 10% pada tahun 2025.
Komisaris Utama Indonesian Tobacco, Shirley Suwantinna mengungkapkan ITIC akan meningkatkan penjualan dengan memperluas jangkauan di pasar domestik maupun ekspor. Saat ini penjualan ITIC masih dominan di dalam negeri dengan pangsa pasar hampir 80%, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Pada tahun ini, ITIC akan memperluas pasar di wilayah Sumatra, Kalimantan dan Jawa. "Kami tetap berekspansi, karena masih ada beberapa daerah yang masih kami eksplorasi untuk pasar domestik," ungkap Shirley, Kamis (15/5).
Tak hanya di dalam negeri, ITIC juga menggelar ekspansi ke pasar ekspor. Pada akhir tahun 2024, ITIC melebarkan jaringan penjualan internasionalnya ke pasar India.
Shirley bilang, fokus ITIC pada tahun ini adalah memperkuat penjualan di India, sembari berupaya memacu penjualan di pasar Malaysia, Singapura dan Jepang.
Baca Juga: Penjualan Naik, Laba Indonesian Tobacco (ITIC) Justru Turun 21,22% di 2024
Strategi ekspansi pasar ini akan dibarengi dengan pengelolaan biaya secara lebih efisien. ITIC juga akan memperkuat branding serta melakukan pendistribusian dengan lebih tepat waktu untuk mengejar pemerataan area penjualan.
Dengan begitu, Shirley berharap ITIC bisa mendongkrak perolehan laba. "Kami juga akan bekerja keras untuk mengatur biaya. Perbaikan profit juga termasuk salah satunya (target ITIC pada 2025)," kata Shirley.
Secara kinerja, penjualan dan laba ITIC sedang menukik di awal tahun ini. Penjualan ITIC turun 17,65% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 83,55 miliar menjadi Rp 68,80 miliar.
Sedangkan laba tahun berjalan ITIC menyusut 42,85% (yoy) dari Rp 5,46 miliar menjadi Rp 3,12 miliar dalam tiga bulan pertama 2025. "Awal tahun ini ada koreksi. Tapi di tengah tantangan yang ada, kami yakin industri tembakau masih mampu tumbuh berkelanjutan," tandas Shirley.
Adapun, sepanjang tahun 2024 penjualan ITIC meningkat 6,76% (yoy) dari Rp 303,92 miliar menjadi Rp 324,48 miliar. Namun, perolehan laba ITIC menurun 21,21% (yoy) dari Rp 26,96 miliar menjadi Rp 21,24 miliar. Koreksi laba disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan dan beban usaha.
Sebagai informasi, ITIC memiliki fasilitas produksi di Kota Malang, Jawa Timur. ITIC memasarkan produk tembakau iris dengan berbagai ukuran dan merek. Di antaranya Anggur Kupu, Lampion Lilin, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Manna dan Bunga Sakura.
Selanjutnya: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tembus US$ 130 Miliar pada 2025
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Horor Korea Seram dan Penuh Legenda Horor Korea Selatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News