kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesian Tobacco (ITIC) tunda sejumlah rencana ekspansi pasar akibat Covid-19


Sabtu, 25 Juli 2020 / 06:05 WIB
Indonesian Tobacco (ITIC) tunda sejumlah rencana ekspansi pasar akibat Covid-19


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk menunda rencana ekspansi pasar ke sejumlah wilayah pada tahun ini. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan kondisi di lapangan di tengah situasi pandemi corona (covid-19).

Sedikit kilas balik, sebelumnya emiten tembakau iris berkode saham ITIC tersebut sempat berencana memperluas jangkauan pasarnya dengan menjajaki pasar-pasar baru seperti misalnya Ambon dan kepulauan sekitarnya, Ternate dan Tobelo.

Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, kegiatan pemasaran ke sejumlah wilayah tersebut saat ini sulit dilakukan, sebab mobilitas tim pemasaran perusahaan terkendala sejumlah faktor seperti misalnya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah, dan lain-lain.

Baca Juga: Wacana simplifikasi struktur cukai makin terang, berikut respons pelaku industri

Menimbang situasi yang ada, ITIC lebih memilih untuk memfokuskan penjualan pada target pasar eksisting yang sudah digarap oleh perusahaan sebelumnya.

“Itu peningkatannya sangat tinggi. Itu yang  kita fokuskan untuk menjaga konsistensi kualitas kita dan untuk meningkatkan kapasitas produksi kita untuk pemenuhan produk tersebut,” kata Djonnya dalam acara paparan publik yang dihelat secara virtual pada Jumat (24/7).

Mengintip data internal perusahaan yang dipaparkan pada acara paparan publik, pertumbuhan penjualan di beberapa wilayah memang tercatat tumbuh signifikan. Untuk penjualan di wilayah Sulawesi misalnya, tercatat tumbuh hingga sebesar 89,25% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 10 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 18,93 miliar pada semester I 2020.

Pertumbuhan di cukup besar juga dijumpai pada wilayah Kalimantan yang nilai penjualannya naik 26,89% yoy dari semula Rp 10 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 18,93 miliar di semester I 2020.

Sementara itu penjualan di wilayah Papua yang merupakan target pasar terbesar ITIC menunjukkan pertumbuhan yang lebih kecil, yakni sebesar 20,85% yoy menjadi Rp 67,15 miliar di semester I 2020. 
Meski porsi kontribusinya tercatat paling besar dibanding kontribusi penjualan di 8 wilayah target pasar lainnya, yakni setara dengan 58,62% dari total penjualan semester I sebelum dikurangi pajak pertambahan nilai (PPN).

Baca Juga: Daya beli masyarakat tertekan corona, simak prospek emiten rokok

Meski agenda ekspansi ke sejumlah target pasar baru ditunda, ITIC masih optimis mampu memenuhi target pertumbuhan penjualan sebesar 20% yang ditetapkan untuk tahun ini. Optimisme ini cukup beralasan. 

Berdasarkan data internal perusahaan, setelah dikurangi PPN, total pendapatan ITIC masih bertumbuh sebesar 27,39% yoy dari semula Rp 79,22 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 100,92 miliar di semester I 2020.

Sementara itu, kalau dilihat berdasarkan volume penjualannya, total realisasi volume penjualan ITIC di sepanjang semester I 2020 sudah mencapai 1.256 ton atau setara dengan 44,85% dari total target volume penjualan ITIC yang sebesar 2.800 ton.

Untuk mengejar target  penjualan, ITIC menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar, lebih besar dari rencana capex semula. Rencana penggunaannya dialokasikan untuk membeli daun tembakau guna memenuhi kebutuhan bahan baku.

Sejauh ini, ITIC sudah menyerap kurang lebihh 55% dari anggaran capex untuk membeli bahan baku berupa daun tembakau. “Kami harus meningkatkan cadangan stok daun tembakau kami karena ada  peningkatan order,” kata Djonny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×