Reporter: Azis Husaini | Editor: Hendra Gunawan
MATARAM. PT Indosat Tbk sepakat dengan adanya konsolidasi operator hanya menjadi tiga saja. Skema konsolidasi bisa meniru skema Smartfren dengan Esia yang sekarang dinilai berhasil.
Alexander Rusli Presiden Direktur PT Indosat Tbk menjelaskan, Indosat melihat dengan adanya konsolidasi operator akan menjadi lebih efisien. "Ongkos produksi bisa ditekan kalau konsolidasi," kata dia, Jumat (34/5).
Alexander bilang, konsolidasi tidak perlu melakukan akuisisi. Namun bisa meniru skema konsolidasi Smartfreen dan Esia. Skema yang dilakukan dua operator itu adalah memakai satu frekuensi dengan masih menelurkan dua brand yang berbeda.
Dia menjelaskan, dari hasil konsolidasi tersebut dua operator itu bisa menghemat belanja modal. Hal itulah yang mungkin bisa dilakukan ke depan oleh Indosat. Tanpa menyebutkan dengan siapa nanti Indosat akan konsolidasi. "Infrastruktur itu big cost, konsolidasi adalah jalan terbaik," kata dia.
Namun yang jelas, ke depan industri telekomunikasi akan menghadapi tantangan berat. Bahkan bukan hanya di Indonesia saja, di Amerika Serikat juga mengalami hal yang sama, makanya operator di AS itu menyewakan frekuensi demi menekan ongkos produksi.
Maka dari itu saat ini, beber Alexander, Google menyewa frekuensi kepada sebuah operator yang sudah eksis untuk menelurkan brand untuk bisnis telekomunikasi, baik itu data maupun voice. "Di Indonesia cara seperti itu tidak dibolehkan," kata dia.
Konsolidasi internal
Tak hanya siap melakukan konsolidasi dengan operator lain. Indosat juga siap melakukan konsolidasi internal terkait brand. Saat ini Indosat banyak meluncurkan brand seperti IM3, Matrix, Mentari. Nah, ke depan akan hanya ada satu brand yang akan dipilih.
" Kami juga memikirkan soal nama Indosat. Sebab sekarang kan Ooredoo sudah masuk. Apakah nanti diganti atau akan bersandingan namanya," ujar dia.
Dia menceritakan, nama perusahaan memang sangat penting dalam pemasaran. Lantaran merek Ooredoo ini sudah global, maka setiap yang akan bekerjasama hanya ingin dengan Ooredoo. "Kami di Indonesia kan juga ingin menikmati. Gara-gara masih pakai nama Indosat kami tak jadi kerjasama. Mereka mau hanya dengan Ooredoo," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News