kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat ikut mengalihkan bisnis StarOne ke GSM


Selasa, 17 Desember 2013 / 07:30 WIB
Indosat ikut mengalihkan bisnis StarOne ke GSM
ILUSTRASI. IHSG Menguat 0,93% ke 6.951 dalam Sepekan, Saham-saham Ini Malah Banyak Dilepas Asing


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Bisnis seluler berbasis teknologi code division multiple access (CDMA) semakin meredup. Setelah Telkom, kini operator seluler berbasis Global System for Mobile Communication (GSM) PT Indosat Tbk juga memutuskan mengalihkan teknologi CDMA ke GSM.

Direktur Utama PT Indosat Tbk Alexander Rusli menyatakan, layanan CDMA sudah tak memiliki masa depan yang cerah. "Ekosistem CDMA sudah tidak ada lagi. Sudah sulit berkembang," katanya, Senin (16/12).

Menurut Alex, saat ini sudah tidak ada lagi perangkat atawa handset yang mendukung untuk teknologi CDMA. Sehingga, langkah yang paling memungkinkan adalah memanfaatkan frekuensi seluler CDMA menjadi teknologi GSM. "Semua akan kami selulerkan dengan menjadi e-GSM," ucapnya.

Namun, lantaran Indosat dan StarOne sudah menjadi satu perusahaan, Alex menuturkan, Indosat tak perlu melakukan perubahan lisensi. Hanya saja, perusahaan masih harus menunggu keputusan dari pemerintah.

Alex berujar, Indosat telah meminta kepada pemerintah untuk bisa menggunakan frekuensi CDMA menjadi berteknologi GSM. "Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah dulu," tuturnya.

Bisnis CDMA StarOne Indosat yang makin melempem ini terlihat dari penurunan jumlah pelanggan. Pada 2009, pelanggan StarOne sekitar 700.000 pelanggan. Namun jumlah pelanggan ini terus melorot menjadi 500.000 pelanggan di 2010, dan terus menurun menjadi 211.000 pelanggan hingga semester I-2012.

Bahkan, "Kini, pelanggan StarOne hanya 3.000. Jadi, memang sudah tidak ada lagi yang mau pakai. Handset-nya tidak ada, untuk apa lagi kami jualan di pasar itu (CDMA)," ungkap Alex.

Menurutnya, letak frekuensi yang dipakai StarOne di 850MHz (MegaHertz) itu bersebelahan dengan frekuensi Indosat di 900Mhz. Sehingga, apabila dimanfaatkan secara optimal, frekuensi ini siap menampung ledakan trafik data di masa mendatang.

Hanya saja, memperkirakan frekuensi yang dipakai Indosat saat ini masih cukup menampung trafik data. Sehingga, frekuensi yang kini dipakai StarOne baru dibutuhkan sekitar satu hingga dua tahun ke depan.

Imbas dari rencana pengalihan ini, Indosat siap memberikan kompensasi kepada 3.000 pelanggan StarOne. "Kalau sudah keluar izinnya dari pemerintah, kami pasti akan siapkan kompensasinya kepada pelanggan StarOne," ujar Alex. Hanya saja, ia belum merinci bentuk kompensasi yang bakal diberikan kepada pelanggan StarOne.

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) juga telah berencana mengalihkan izin seluler CDMA TelkomFlexi ke GSM. Direktur Utama PT Telkom Tbk Arif Yahya bilang, perusahaan kini masih menunggu restu dari pemerintah untuk pengalihan izin seluler CDMA TelkomFlexi ke anak usahanya. "Kami masih menunggu izin dan membahas skema kompensasi kepada pelanggan," katanya.

Pada tahap pertama, Telkomsel akan mencoba jaringan CDMA TelkomFlexi untuk wilayah Timur. Baik Indosat maupun Telkom masih belum tegas memastikan apakah seluruh BTS berteknologi CDMA tersebut bakal dijual atau digunakan lagi. Yang jelas, Head of Technology System Group PT Telkomsel Ivan Cahya Permana bilang, teknologi e-GSM itu bisa dipakai. "Kami tinggal memasang pemancar untuk memindahkan teknologi jaringan 3G ke frekuensi CDMA," katanya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×