kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri harapkan implementasi janji diskon harga energi dan perumusan omnibus law,


Minggu, 16 Februari 2020 / 16:15 WIB
Industri harapkan implementasi janji diskon harga energi dan perumusan omnibus law,
ILUSTRASI. Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/10/2018). PT Gagas Energi Indonesia, anak perusahaan PT PGN, Tbk menjalin kerja sama dengan PT Java Energy Seme


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Janji penurunan harga energi, yaitu gas dan listrik, oleh pemerintah dan proses pengerjaan omnibus law membuat pelaku industri optimistis mampu menggenjot sektor usahanya.

Asalkan usaha pemerintah yang berniat memuluskan investasi dan bisnis tersebut dapat diimplementasikan dengan baik.

Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) mengatakan industri kaca telah lama menanti harga gas yang lebih kompetitif. "Sekaranglah momentum paling tepat untuk menurunkan harga gas untuk industri," sebutnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Baca Juga: Pemerintah diminta segera sahkan RUU PPRT

Menurut asosiasi, kontribusi gas bumi terhadap biaya produksi kaca mencapai 28%. Penurunan harga gas ini diyakini berdampak pada pertumbuhan industri kaca karena semakin efisien biaya produksinya.

Hal yang sama terkait rencana diskon harga listrik, Yustinus mengatakan penurunan harga nantinya akan memperkuat operasi pabrikan kaca.

Menurut asosiasi, kedua langkah tersebut jika direalisasikan bakal cukup untuk meningkatkan competitiveness industri di Indonesia.

"Penurunan harga energi untuk industri secara berturutan sangat strategis, dimulai dengan gas bumi dan diikuti dengan listrik sangat ditunggu oleh industri manufaktur," sebutnya.

Baca Juga: Wacana Pemerintah Soal Pembubaran SKK Migas, Sudah Tepat

Adapun mengenai omnibus law, asosiasi berharap dapat segera dilegalkan sebab kata Yustinus, industri memerlukan kepastian supaya stigma antara "hard to hire" dan "hard to fire" secepatnya hilang dan produktivitas naik.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×