Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri jamu tradisional yang sedang berkembang pesat diharapkan dapat mempercepat pengurangan angka pengangguran. Seperti diketahui, per Agustus 2014 lalu tercatat jumlah pengangguran mencapai 5,94% atau 7,24 juta jiwa.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, selain membuka lapangan kerja, industri jamu juga membuka jalur wirausaha yang sedang berkembang yaitu wirausaha jamu.
"Industri jamu merupakan salah satu ujung tombak masuknya produk-produk berbasis budaya lokal dan sebagai industri bersifat padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja," ujar kata Hanif, Jumat (30/1).
Hanif mengatakan industri jamu di Indonesia saat ini sedang berkembang dan menyerap banyak tenaga formal dan informal. Apalagi ditambah dengan upaya saintifikasi jamu yang sedang dilakukan Kementerian Kesehatan.
“Melihat data di lapangan, dapat dibayangkan jika usaha jamu ini terus dikembangkan di masa datang, maka perluasan kesempatan kerja di subsektor ini harus menjadi perhatian kita semua," kata Hanif.
Hanif mengutip data dari perusahaan jamu yang menyatakan saat ini ada 3.453 penjual jamu Sido Muncul dan 1.800 penjual Air Mancur dimana sekitar 2%-7% diantaranya merupakan wirausaha. "Para penganggur dan setengah penganggur diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan itu dengan baik sehingga juga dapat meningkatkan kesejahteraan,” kata Hanif.
Hanif menambahkan Indonesia memiliki banyak produk jamu yang baik seperti Mustika Ratu, Jamu Jago, Nyonya Meneer, Jamu Tolak Angin dan Pegal Linu yang dapat disesuaikan dengan potensi daerah.
Di sisi lain, Hanif mengajak pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya agar turut serta membantu perkembangan industri jamu di Indonesia. "Diharapkan pihak terkait seperti perbankan memberikan kemudahan dalam permodalan industri jamu sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani, pengusaha dan karyawan perusahaan jamu dan wirausaha," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News