kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Industri Kaca Tertekan, Kinerja Asahimas (AMFG) pada 2025 Diproyeksi Menyusut


Kamis, 28 Agustus 2025 / 17:47 WIB
Industri Kaca Tertekan, Kinerja Asahimas (AMFG) pada 2025 Diproyeksi Menyusut
ILUSTRASI. PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG). produsen lembaran kaca, seperti kaca gedung atau kaca mobil. Tekanan yang menimpa industri kaca membuat kinerja PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) menyusut yang tergambar di paruh pertama 2025.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang menimpa industri kaca membuat kinerja PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) menyusut. Kondisi ini tergambar dari penurunan performa keuangan AMFG pada separuh pertama tahun 2025.

Emiten yang berasal dari AGC Group ini mengantongi penjualan neto senilai Rp 2,36 triliun hingga Juni 2025. Penjualan AMFG menciut 10,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang kala itu menyentuh Rp 2,63 triliun.

Sejalan dengan itu, perolehan laba AMFG mengalami penurunan sebanyak 9,42% secara tahunan. Dari sebelumnya Rp 58,45 miliar menjadi sebesar Rp 52,94 miliar pada semester I-2025.

Baca Juga: Asahimas Flat Glass (AMFG) Bidik Potensi Sektor Otomotif dan Properti

Corporate Secretary Asahimas Flat Glass, Christoforus membeberkan penurunan kinerja AMFG disebabkan oleh sejumlah faktor. Meliputi melemahnya permintaan di sektor konstruksi, kenaikan harga pembelian energi khususnya gas industri, fluktuasi nilai tukar rupiah, serta persaingan ketat di pasar domestik.

Dengan asumsi tantangan tersebut masih berlanjut pada periode paruh kedua ini, Christoforus menaksir langkah AMFG akan berat untuk bisa menumbuhkan kinerja di akhir tahun 2025.

 

"Proyeksi pendapatan dan laba bersih AMFG mungkin akan lebih rendah dibandingkan tahun 2024 karena faktor-faktor tersebut," ungkap Christoforus kepada Kontan.co.id, Rabu (27/8).

Sebagai informasi, komposisi penjualan AMFG mayoritas ditujukan ke pasar domestik dengan porsi sekitar 58%. Sementara 42% penjualan AMFG terserap untuk pasar ekspor.

Christoforus mengungkapkan, industri kaca menghadapi tantangan berupa tingginya biaya energi, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan regional. Menimbang tantangan tersebut, AMFG pun mengambil langkah yang berhati-hati.

Baca Juga: Asahimas Flat Glass (AMFG) Bukukan Laba Bersih Rp 51,8 Miliar pada Kuartal-I 2025

Langkah itu dijalankan bersama dengan strategi yang menitikberatkan pada peningkatan efisiensi, optimalisasi aset, dan pengembangan bisnis di segmen yang memiliki potensi pertumbuhan.

"AMFG terus mengembangkan penjualan kaca bernilai tambah dan performa tinggi serta kaca otomotif, yang diyakini mampu menopang pertumbuhan dan meningkatkan daya saing di pasar global," terang Christoforus.

Christoforus menambahkan, AMFG akan selektif untuk mengucurkan belanja modal (capex) pada tahun 2025.

"Dengan selesainya perbaikan tungku di Pabrik Kaca Lembaran Sidoarjo, AMFG hanya akan menyediakan capex hanya untuk keperluan operasional," imbuh Christoforus.

Baca Juga: Lindungi Produk Dalam Negeri, Menperin Temui Asahi Glass di Jepang

Terkait dengan operasional, AMFG turut menyoroti pasokan gas industri yang sempat tersendat. AMFG melalukan komunikasi secara aktif dengan pemerintah, pemasok gas, serta Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), agar pasokan gas industri bisa lancar dengan harga yang terjangkau.

"AMFG berharap adanya kepastian pasokan dan harga gas yang lebih kompetitif agar industri kaca nasional mampu bersaing secara berkelanjutan," tandas Christoforus.

Selanjutnya: BBM di SPBU Swasta Langka, Pemerintah Sarankan Beli ke Pertamina

Menarik Dibaca: Prediksi, H2H, dan Line Up Cremonese vs Sassuolo (29/8): Apakah Bang Jay Main?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×