kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Industri kakao yakin tidak akan dikenakan pungutan


Selasa, 07 April 2015 / 16:41 WIB
Industri kakao yakin tidak akan dikenakan pungutan
ILUSTRASI. Para pemain menilai, tren penyaluran kredit di segmen ini masih akan naik dua digit KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

BOGOR. Setelah kelapa sawit, kini pemerintah menimbang komoditas ekspor unggulan seperti karet, kopi dan kakao juga bakal dikenakan pungutan. Namun rencana tersebut ditanggapi santai petani kakao. Sebab ekspor biji kakao terus turun dan sebaliknya, industri kakao dalam negeri terus tumbuh.

Pieter Jasman, Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) mengatakan, pungutan yang akan dilakukan pemerintah hanya komoditas perkebunan untuk pasar ekspor.

Menurut Pieter saat ini kakao dikenakan bea keluar (BK), itu sebabnya ia yakin tidak akan ada lagi pungutan di luar itu. "Tapi kalau ada pungutan lain yang sepertinya diada-adakan tentu kami keberatan. BK sebesar 10% saja sudah berat. 99% produksi kakao itu berasal dari petani," ujar Pieter, Selasa (7/4).

Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat pada tahun 2014 produksi biji kakao mencapai 709.000 ton. Tahun ini produksi diperkirakan mencapai 791.000 ton. Namun kenaikan produksi kakao pada tahun 2019 bisa melompat hingga 961.000 ton asalkan gerakan kakao berkelanjutan mulai digalakkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×