kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh dua kali lipat sepanjang 2019


Kamis, 12 Maret 2020 / 21:08 WIB
Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh dua kali lipat sepanjang 2019
ILUSTRASI. Pekerja menyortir dan memasukan kapsul jamu tifus ke dalam botol di Sapiyan, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (5/1). Kemenperin catat industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sepanjang 2019 tumbuh dua kali lipat dibandingkan 2018. ANTARA FOTO/


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencatatkan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sepanjang 2019 tumbuh dua kali lipat dibandingkan 2018. 

Melalui catatan Kementerian Perindustrian, di kuartal IV 2019 industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mampu tumbuh 18,57% atau melonjak drastis dibanding pertumbuhan kuartal III-2019 yang menyentuh angka 9,47%. 

Baca Juga: Insentif tahap kedua siap mengalir ke sektor manufaktur

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan capaian tersebut juga melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97% pada kuartal IV-2019.

"Sementara itu, nilai PDB industri kimia, farmasi, dan obat tradisional pada kuartal IV tahun 2019 mencapai Rp22,26 triliun, melonjak dibanding kuartal III-2019 sebesar Rp20,46 triliun," jelasnya dalam keterangan tertulis Rabu (11/3). 

Berikutnya, sepanjang tahun 2019, nilai ekspor produk industri farmasi dan obat tradisional menembus hingga US$ 597,7 juta, naik dibanding perolehan di tahun sebelumnya sekitar US$ 580,1 juta.

Agus menyatakan capaian-capaian tersebut, membuat industri farmasi didapuk sebagai  salah satu sektor yang memiliki kinerja gemilang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. 

Baca Juga: Akhirnya, sah! Pemerintah akan tanggung pajak karyawan selama 6 bulan

Sebagai informasi, kekuatan industri farmasi di dalam negeri, didukung sebanyak 206 perusahaan, yang didominasi 178 perusahaan swasta nasional, kemudian 24 perusahaan Multi National Company (MNC), dan empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Suplai produk farmasi di pasar domestik, mampu dipenuhi oleh produksi lokal sebesar 76%,” ungkap Agus.

Kendati kinerjanya cemerlang, industri farmasi masih ketergantungan impor bahan baku obat (BBO).

Guna menekan defisit neraca dagang di sektor industri farmasi, Kemenperin memacu tumbuhnya industri di sektor hulu atau produsen bahan baku, karena nilai tambah produk farmasi akan meningkat jika sektor hulu dan hilir terintegrasi.

Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) ancang-ancang bidik kelas menengah ke atas

Adapun Agus menyatakan pemerintah mendorong industri farmasi nasional untuk terus berupaya membangun struktur yang dalam dan terintegrasi agar mampu menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi. 

"Oleh karena itu, guna menciptakan tujuan tersebut, diperlukan iklim usaha yang kondusif, ketersediaan bahan baku dan penguasaan teknologi," kata Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×