kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri makanan dan minuman masih mengalami pertumbuhan di kuartal III-2019


Rabu, 30 Oktober 2019 / 19:17 WIB
Industri makanan dan minuman masih mengalami pertumbuhan di kuartal III-2019
ILUSTRASI. Warga memlih makanan dan minuman saat berbelanja di Pasar Swalayan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/7/2019). Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memperkirakan industri makanan dan minuman bakal tumbuh diatas 9 persen pada 2019 lantaran adanya tambaha


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman sampai dengan kuartal ketiga tahun ini masih mencatat pertumbuhan cukup baik. Beberapa perusahaan di sub sektor makanan minuman yang telah merilis laporan keuangan sepanjang kuartal III tercatat mengalami pertumbuhan cukup baik.

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) misalnya mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih dalam sembilan bulan tahun ini. Pendapatan CLEO naik 30,64% dari Rp 593,76 miliar menjadi Rp 775,69 miliar, sedangkan laba bersih perusahaan air minum ini melonjak dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 94,02 miliar.

CLEO mencatat peningkatan penjualan semua produk AMDK miliknya baik botol, galon, gelas dan lainnya. Air minum botol memberikan kontribusi terbesar dengan 42,56% atau setara Rp 330,16 miliar, disusul air minum galon sebesar 31,35% atau Rp 243,15 miliar, sedangkan air minum gelas mencapai 25,67% atau setara Rp 199,16 miliar dan sisanya penjualan lain-lain.

Baca Juga: Nilai Tambah Manufaktur & Harga Gas Alam

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat pertumbuhan penjualan bersih 3,52% dari Rp 17,35 triliun menjadi Rp 17,96 triliun. Penjualan ke pasar domestik masih menjadi kontributor utama dengan Rp 9,91 triliun atau 55,19% disusul oleh penjualan ekspor Rp 9,06 triliun, sedangkan retur tercatat sebesar Rp 9,43 miliar.

Johan Muliawan, Direktur MYOR menjelaskan bahwa pihaknya masih melihat peluang pasar ekspor dan domestik. Khusus untuk ekspor perusahaan ini akan memperluas pasar ekspor ke negara-negara baru, selain itu juga mencari produk baru untuk pasar ekspor. Seperti produk air mineral Le Minerale yang sudah diekspor keempat negara.

“(Ekspor) Kami kan memerlukan studi pasar dan kebutuhan dalam negeri juga masih besar. (Ekspansi) selalu kalau kami sih melihat perkembangan di mancanegara, trennya bagaimana dan lainnya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10)

Baca Juga: Kinerja ciamik, Kino Indonesia optimistis laba bisa tumbuh 50% tahun ini

Asal tahu saja, tahun ini MYOR menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 26,72 triliun atau naik 11% ketimbang tahun lalu Rp 24,06 triliun. Dirinya optimis target tersebut sampai dengan akhir tahun akan mampu dicapai mengingat potensi pasar domestik dan ekspor yang masih sangat baik performanya.

“Ya kami optimis akan tercapai pertumbuhan double digit. Di domestik juga bagus, memang pertumbuhan dua pasar (Domestik dan ekspor) bagus, bisa tumbuh dua digit,” lanjutnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×