Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) di dalam negeri berharap rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi listik bagi pelanggan I3 dan I4 tidak dilakukan dalam jarak waktu yang pendek.
Rencananya, tarif listrik untuk golongan I3 yang memakai daya lebih besar dari 200 Kva Tegangan Menengah, naik 38,9%. Sedangkan I4 pengguna daya 30.000 Kva Tegangan Tinggi ke atas naik 64,7%.
Dengan rencana tersebut, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman akan sangat berat bila hanya dibebankan di tahun ini saja. "Makanya kami minta agar bisa dilakukan bertahap selama dua sampai tiga tahun," katanya, Selasa (21/1).
Bila hanya dilakukan dalam rentang setahun, kenaikan harga produk bisa sangat besar. Dengan kontribusi biaya listrik mencapai 10% terhadap harga mamin olahan, maka setidaknya akan ada kenaikkan harga jual produk di atas 6%.
Itu baru dari produksi makanan. Bila kenaikkan tidak dilakukan secara bertahap industri lain yang berhubungan dengan mereka pun bisa menaikkan harga jual secara signifikan.
Misalnya saja industri plastik yang mayoritas adalah pelanggan I4. Sehingga harga kemasan bisa membengkak.
Masalahnya selain tarif listrik, beberapa komponen lain sudah mengantri untuk mendorong harga jual. Diantaranya pengaruh pelemahan Rupiah yang menekan beban impor dan kenaikkan upah buruh. "Sehingga akan mengorbankan konsumen kalau dipaksakan dalam satu tahun," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News