kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona


Jumat, 15 Mei 2020 / 15:46 WIB
Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/07/2017.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

Seiring dengan penurunan pertumbuhan semen industri akibat covid ini, mau tidak mau INTP pun merevisi target pertumbuhan di tahun ini, kisaran minus 5% - 7%. "Kami memprediksi dengan rencana pemerintah untuk mulai secara bertahap membuka PSBĀ  di paruh waktu semester kedua maka volume penjualan kami juga kami prediksi akan jauh lebih baik dari semester pertama," sebut Antonius.

Di sektor alat berat, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga tengah mempertimbangkan anggaran capex di tahun ini. Sebelumnya perusahaan grup Astra ini pada awal tahun mengumumkan belanja modal sebanyak US$ 450 juta.

Induk usahanya, PT Astra International Tbk (ASII) bahkan telah merevisi capex nya tahun ini yang awalnya Rp 20 triliun - Rp 25 triliun menjadi Rp 10 triliun - Rp 11 triliun. Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengungkapkan untuk saat ini capex perusahaan masih sama.

"Tapi saat ini memang masih di review kembali ya, jadi belum ada yang final," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5). Sebagian besar, 80% capex UNTR memang dianggarkan untuk bisnis kontraktor penambangan di bagian penggantian alat beratnya, lainnya untuk kegiatan explorasi rutin di tambang emas dan perbaikan kantor atau fasilitas operasi.

Baca Juga: Para ekonom ini prediksi kinerja ekspor-impor Indonesia bulan April turun tajam

Kabar penggunaan capex yang cenderung stabil datang dari perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Vidjongtius, Direktur Utama KLBF mengatakan bahwa capex perseroan tahun ini tetap sama dengan rencana di awal tahun yakni Rp 1 triliun.

Penyerapannya untuk relokasi dan pembangunan pabrik baru, rinciannya yakni pembangunan relokasi pabrik baru dari entitas anak usaha Bintang Toedjoe dan Saka Farma ke Cikarang, serta pembangunan gudang untuk entitas anak usaha Enseval Putera Mega Trading dan Global Chemindo Megatrading.

"(Untuk relokasi) diperkirakan di semester kedua ini rampung," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5). Sementara dari segi kapasitas produksi eksisting saat ini belum ada rencana penambahan lagi, lantaran masih memiliki ruang kapasitas yang cukup untuk menunjang kegiatan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×