kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona


Jumat, 15 Mei 2020 / 15:46 WIB
Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/07/2017.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat wabah virus corona (Covid-19), beberapa perusahaan harus mengatur ulang belanja modal alias capex nya di tahun ini. Perlambatan ekonomi menyebabkan pelaku industri cenderung berhati-hati dalam mengalokasikan anggarannya.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya telah mengubah rencana besaran capex untuk tahun ini, dari yang semula Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,1 triliun saja. Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP menegaskan bahwa hal tersebut tidak termasuk pengurangan anggaran.

Baca Juga: Ditjen Pajak bidik Wajib Pajak Badan yang cepat pulih di 2021, seperti apa?

"Tidak ada capex project yang kami drop, tapi kami hanya menunda beberapa alokasi realisasi project ke tahun 2021 dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi akibat covid-19 ini," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5).

Proyek yang tertunda proses perampungannya tersebut ialah ini fasilitas Refused Derived Fuel (RDF) atau pengolahan sampah menjadi bahan bakar di pabrik Citeureup, Jawa Barat. Antonius menekankan bahwa proyek tersebut tetap berjalan mengikuti progres pembangunan fasilitas proyek pengolahan sampah di Nambo.

Sementara dana capex akan dialokasikan untuk beberapa proyek yang seperti penyelesaian proyek tambang batu di Pamoyanan, Bogor dan instalasi bag filter di beberapa pabrik milik INTP. untuk merelokasi salah satu terminal apungnya. Serta relokasi terminal apung yang terletak di Samarinda, Kalimantan Timur ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

Adapun dari sisi produksi, Antonius mengaku tidak banyak perubahan. "Sejak awal tahun dimulainya pandemi pun, kami telah melakukan efisiensi signifikan di operasional fixed cost. Kami juga fokus penjualan di market pangsa utama kami dan juga optimalisasi volume delivery di terminal-terminal semen kami," katanya.

Baca Juga: Ini 4 fokus kebijakan pada asumsi belanja kementerian/lembaga pada tahun 2021



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×