kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona


Jumat, 15 Mei 2020 / 15:46 WIB
Industri manufaktur atur ulang alokasi capex tahun ini akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/07/2017.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat wabah virus corona (Covid-19), beberapa perusahaan harus mengatur ulang belanja modal alias capex nya di tahun ini. Perlambatan ekonomi menyebabkan pelaku industri cenderung berhati-hati dalam mengalokasikan anggarannya.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya telah mengubah rencana besaran capex untuk tahun ini, dari yang semula Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,1 triliun saja. Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP menegaskan bahwa hal tersebut tidak termasuk pengurangan anggaran.

Baca Juga: Ditjen Pajak bidik Wajib Pajak Badan yang cepat pulih di 2021, seperti apa?

"Tidak ada capex project yang kami drop, tapi kami hanya menunda beberapa alokasi realisasi project ke tahun 2021 dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi akibat covid-19 ini," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5).

Proyek yang tertunda proses perampungannya tersebut ialah ini fasilitas Refused Derived Fuel (RDF) atau pengolahan sampah menjadi bahan bakar di pabrik Citeureup, Jawa Barat. Antonius menekankan bahwa proyek tersebut tetap berjalan mengikuti progres pembangunan fasilitas proyek pengolahan sampah di Nambo.

Sementara dana capex akan dialokasikan untuk beberapa proyek yang seperti penyelesaian proyek tambang batu di Pamoyanan, Bogor dan instalasi bag filter di beberapa pabrik milik INTP. untuk merelokasi salah satu terminal apungnya. Serta relokasi terminal apung yang terletak di Samarinda, Kalimantan Timur ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

Adapun dari sisi produksi, Antonius mengaku tidak banyak perubahan. "Sejak awal tahun dimulainya pandemi pun, kami telah melakukan efisiensi signifikan di operasional fixed cost. Kami juga fokus penjualan di market pangsa utama kami dan juga optimalisasi volume delivery di terminal-terminal semen kami," katanya.

Baca Juga: Ini 4 fokus kebijakan pada asumsi belanja kementerian/lembaga pada tahun 2021

Seiring dengan penurunan pertumbuhan semen industri akibat covid ini, mau tidak mau INTP pun merevisi target pertumbuhan di tahun ini, kisaran minus 5% - 7%. "Kami memprediksi dengan rencana pemerintah untuk mulai secara bertahap membuka PSB  di paruh waktu semester kedua maka volume penjualan kami juga kami prediksi akan jauh lebih baik dari semester pertama," sebut Antonius.

Di sektor alat berat, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga tengah mempertimbangkan anggaran capex di tahun ini. Sebelumnya perusahaan grup Astra ini pada awal tahun mengumumkan belanja modal sebanyak US$ 450 juta.

Induk usahanya, PT Astra International Tbk (ASII) bahkan telah merevisi capex nya tahun ini yang awalnya Rp 20 triliun - Rp 25 triliun menjadi Rp 10 triliun - Rp 11 triliun. Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengungkapkan untuk saat ini capex perusahaan masih sama.

"Tapi saat ini memang masih di review kembali ya, jadi belum ada yang final," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5). Sebagian besar, 80% capex UNTR memang dianggarkan untuk bisnis kontraktor penambangan di bagian penggantian alat beratnya, lainnya untuk kegiatan explorasi rutin di tambang emas dan perbaikan kantor atau fasilitas operasi.

Baca Juga: Para ekonom ini prediksi kinerja ekspor-impor Indonesia bulan April turun tajam

Kabar penggunaan capex yang cenderung stabil datang dari perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Vidjongtius, Direktur Utama KLBF mengatakan bahwa capex perseroan tahun ini tetap sama dengan rencana di awal tahun yakni Rp 1 triliun.

Penyerapannya untuk relokasi dan pembangunan pabrik baru, rinciannya yakni pembangunan relokasi pabrik baru dari entitas anak usaha Bintang Toedjoe dan Saka Farma ke Cikarang, serta pembangunan gudang untuk entitas anak usaha Enseval Putera Mega Trading dan Global Chemindo Megatrading.

"(Untuk relokasi) diperkirakan di semester kedua ini rampung," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5). Sementara dari segi kapasitas produksi eksisting saat ini belum ada rencana penambahan lagi, lantaran masih memiliki ruang kapasitas yang cukup untuk menunjang kegiatan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×