kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur berpotensi tertekan akibat wabah corona


Minggu, 22 Maret 2020 / 15:36 WIB
Industri manufaktur berpotensi tertekan akibat wabah corona
ILUSTRASI. ika.puspitasari Direktur Industri Kimia Hulu, Fridy Juwono AKIDA: Target Pertumbuhan Industri Kimia Dasar 5% Tahun Ini


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

"Untuk manufaktur kami berjalan normal karena memang mesin tidak bisa WFH, langkah pencegahan penyebaran kami lakukan di pabrik," ujar Rizal kepada Kontan.co.id.

Hal senada juga disampaikan Asosiasi Produsen Serat Dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) bahwa industri mengupayakan mitigasi penyebaran virus ini.

Sehingga saat ini pabrikan masih bisa menjalankan operasional produksi seperti biasa tanpa hambatan. Prama Yudha Amdan, Executive Member of APSyFI mengatakan selain kebijakan pemerintah menekan laju penyebaran virus yang patut diapresiasi, industri mengusulkan agar kebijakan lanjutan harus seimbang antara mengukur dampak sosial dan perekonomian.

Baca Juga: Topang sektor perikanan, pemerintah genjot kapasitas industri perkapalan

"Kami berharap adanya sinergi terutama di sektor manufaktur yang merupakan tulang punggung perekonomian. Sepanjang pelaku usaha melakukan mitigasi," katanya kepada Kontan.co.id.

Asosiasi juga mengkritik keras langkah relaksasi impor sektor TPT yang diupayakan sejumlah pihak. ApSyFI mengusulkan agar insentif diberikan kepada produsen dalam negeri sebagai stimulus peningkatan aktivitas produksi yang secara langsung akan menggerakkan rantai perekonomian.

Insentif dapat berupa penghapusan PPN sementara dari hulu ke hilir ITPT untuk mendorong peningkatan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×