Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Industri mebel rotan yang ada di Pulau Jawa kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku rotan walaupun larangan ekspor rotan mentah sudah ditetapkan pemerintah.
Dampak dari kelangkaan bahan baku itu membuat harga jual rotan melonjak. Sebagai gambaran, harga bahan baku rotan saat ini naik hingga 20% dari harga akhir tahun lalu.
Sabatiana, Manager Marketing PT Tunggul Laras Bekasi mengatakan, bulan Februari ini perusahaannya tidak mendapatkan pasokan bahan baku rotan karena harganya yang melangit. "Kalaupun beberapa jenis rotan ada tapi harganya sudah naik," kata Sabatiana kepada KONTAN, Selasa (21/2).
Kenaikan harga terjadi pada rotan jenis manau ukuran 30 - 32 milimeter, dari harga semula Rp 20.000, sekarang naik menjadi Rp 22.000 atau naik 10%. Sedangkan rotan ukuran 18 - 26 milimeter sudah naik 20%.
Kenaikan harga tersebut membuat biaya produksi mebel rotan melonjak. Jika harga bahan baku rotan tak kunjung turun, dikhawatirkan ada kenaikan harga mebel atau pengurangan kualitas mebel.
Kenaikan harga rotan itu terjadi karena menyusutnya pasokan bahan baku rotan dari daerah penghasil rotan. Sabatiana bilang, banyak jenis rotan sudah sulit diperoleh, seperti rotan olahan anyaman yang sudah tidak tersedia lagi.
Kesulitan untuk mendapatkan pasokan rotan itu sudah terjadi sejak Januari 2012 lalu. Bahan baku rotan tersebut menjadi langka, karena para pengumpul rotan di luar Jawa menghentikan aktivitas memanen rotan karena dianggap tidak lagi bisa memberikan pendapatan yang pantas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News